PROGRAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR X :Perumusan Program Membaca Permulaan Berdasarkan Studi Kasus Terhadap Siswa Berkesulitan Membaca di Kelas Satu

Program Pembelajaran Membaca Permulaan bagi Siswa Berkesulitan Membaca di Sekolah Dasar X, Siswa berkesulitan membacamerupakan bagian tak terpisahkan dari keberadaan siswa disekolah pada umumnya. Meskipun populasinya tidak begitu besar, namun mereka memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran di sekolah dasar yang berorientasi pada kemampuan rata-rata siswa, belum dapat mengakomodasi kebutuhan siswa tersebut Akibatnya mereka tidak menunjukkan prestasi yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah merumusan program pembelajaran membaca permulaan bagi siswa berkesulitan membaca berdasarkan kebutuhan nyata siswa. Rumusan program pembelajaran ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada guru dalam pembelajaran siswa berkesulitan membaca permulaan. Adapun yang menjadi tempat penelitian adalah Sekolah Dasar X Banjarbaru Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuaiitatif dengan strategi studi kasus. Pelaksanaannya dengan memotret kondisi obyektif dilapangan meliputi pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, kemampuan membaca, danjenis-jenis kesulitan membaca permulaan yang dialami siswa. Untuk mengungkap permasalahan tersebut digunakan metode pengumpul data, yaitu: wawancara, observasi, studi dokumentasi dan tes. Berdasarkan pengolahan dan analisis data diketahui pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan di SD X masih periu ditingkatkan. Pembelajaran berslfat klasikal, tanpa membedakan kemampuan individu. Hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan siswa yang mengalami kesulitan membaca permulaan. Sementara itu kemampuan membaca siswa dikelas satu SD X Banjarbaru Kalimantan Selatan periu penanganan yang lebih serius. Hasil tes ketrampilan membaca permulaan menunjukan tingkat kemampuan membaca siswa sangat bervariasi, (74%) berada di lefel 1. Sedangkan (3%) siswa berada pada lefel 2. Sementara (23%) siswa berada pada level 3, yang berarti kemampuan membacanya rendah, dalam penelitian ini selanjutnya disebut siswa berkesulitan membaca permulaan. Adapun jenis kesulitan yang dialami siswa yaitu: aspek identifikasi huruf, peleburan bunyi dan aspek membaca kata. Terdapat tiga siswa yang belum menguasai identifikasi huruf, yang diiringj gagalnya penguasaan aspek keterampilan membaca permulaan yang lain. Dua siswa yang lainnya belum dapat membedakan antara membaca huruf dengan meleburr bunyi, belum menguasai keterampilan membaca kata dan membaca kalimat Empat siswa lainnya belum menguasai membaca kata dengan benar. Dari ketiga kesulitan tersebut yang paling menonjol adalah aspek kesulitan membaca kata. Program pembelajaran membaca permulaan bagi siswa berkesulitan membaca permulaan yang dirancang untuk mengatasi jenis kesulitan membaca permulaan mencakup tujuan, pre-requisit, kondisi awal, materi, kegiatan belajar mengajar (KBM), media, metode dan evaluasi yang telah dijudgementoleh pakar dibidangnya dan praktisi lapangan, dinyatakan layak untuk dipergunakan dalam proses pembelajaranmembaca permulaan bagi siswa berkesulitanmembaca