PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN PIPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sosiologi DiSMU Negeri 7 Kotamadya Cirebon

Najimudin, 2004. Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran P-IPS Untuk Meningkatkan kemampuan Berpikir Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sosiologi di SMU Negeri 7 Kotamadya Cirebon). Tesis Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Pembimbing I : Prof. Dr. Hj. Rochiati Wiriaatmadja, M.A. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Bambang Suwarno, M.A. Penelitian ini mengkaji tiga aspek permasalahan krusial pembelajarann Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P-IPS) di Sekolah Menengah Umum (SMU), yaitu ; kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered), pengembangan materi pelajaran tidak kontekstual dan kinerja siswa rendah baik pada proses maupun produk belajarnya. Keadaan tersebut potensial menimbulkan kejenuhan, kebosanan serta menurunkan minat dan motivasi belajar siswa. Permasalahan ini menyebabkan siswa tidak memiliki pengalaman belajar dan proses pembelajaran menjadi tidak bermakna. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, melalui penelitian ini diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran. Metode inkuiri sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan keterampilan bernalar siswa. Metode inkuiri memposisikan siswa sebagai subjek dan pusat pembelajaran (student centered). Materi dikembangkan secara kontekstual dengan menghubungkan konsep-konsep teoritis dengan realitas sosial dalam upaya meningkatkan kinerja siswadan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik untuk mendapatkam data dan menganalisisnya melalui kajian-kajian reflektif, partisipatif dan kolaboratif Pengembangan program didasarkan data dan informasi dari siswa, guru dan seting sosial kelas secara alamiah melalui lima tahapan siklus penelitian tindakan kelas. Temuan-temuan penelitian yang berkaitan dengan faktor guru, antara lain menyangkut peningkatan kinerja melalui perubahan peran, yaitu sebagai ; eksplorator, fasilitator dan mediator terciptanya iklim belajar yang kondusif. Sedangkan hambatannya berkaitan dengan aspek mentalitas, dalam hal ini para guru telah terbelenggu kebiasaan sistem konvensional yang sudah mapan, yaitu ; ceramah. Temuan yang berkaitan dengan faktor siswa meliputi keterbatasan sumber dan media belajar, rendahnya motivasi, kreatitivitas dan mentalitas. Penerapan metode inkuiri dalam penelitian ini terbukti berhasil membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar, rasa percaya diri dan keterampilan bernalar siswa. Berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas dapat diajukan beberapa rekomendasi yang bersifat konseptual maupun praktis kepada pemegang otoritas pendidikan di Kotamadya Cirebon sebagai solusi dan upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas lulusan Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada khususnya