Peningkatan Literasi Bencana Gempa Bumi Bagi Disabilitas Melalui Dongeng Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Mengurangi Risiko Bencana

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 terkait penanggulangan bencana menyatakan bahwa yang termasuk dalam kelompok rentan diantaranya yaitu bayi, balita, anak-anak, ibu yang sedang menyusui, penyandang cacat, serta orang lanjut usia. Oleh karena itu, apabila suatu kerentanan tersebut terjadi anak yang memiliki keterbatasan fisik (cacat), maka kerentanan pada anak tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Pada dasarnya dongeng merupakan suatu media yang mampu memperkuat imajinasi, empati, pemahaman, nilai, dan etika dan merangsang pemikiran yang kritis (Ahyani, 2010). Anak tunarungu terkadang sulit menerima konsep baru, sehingga perlu adanya metode yang menarik agar memahami konsep baru, oleh karena itu diperlukan media komunikasi visual dan edukatif sebagai media pembelajaran mandiri bagi anak, dalam mengetahui terkait siaga bencana terutama di sekolah (Aini, Daniah and Carwadi, 2020). Untuk itu, dengan adanya peningkatan literasi bencana kepada anak disabilitas melalui dongeng kearifan lokal, diharapkan mampu mengurangi kerentanan, meningkatkan kapasitas, dan memiliki jiwa tangguh bencana