Kajian pustaka efektivitas dan keamanan penggunaan Tocilizumab pada pasien Covid-19

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit pneumonia langka pertama kali ditemukan di Wuhan, China disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Tocilizumab yang memiliki sifat antagonis terhadap reseptor Interleukin-6 (IL-6) direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) untuk pasien COVID-19 pada derajat severe - critical. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji artikel terkait efektivitas dan keamanan penggunaan Tocilizumab pada pasien COVID-19, menggunakan metode non-eksperimental dengan pendekatan kajian literatur naratif, menggunakan database Pubmed dan Trip Database, kombinasi kata kunci dan strategi pearl grow. Didapatkan 9 artikel dengan desain penelitian Cohort, Randomized Controlled Trial (RCT), dan Case control. Kriteria subjek penelitian adalah pasien terkonfirmasi Polymerase Chain Reaction (PCR) terinfeksi virus SARS-CoV-2 derajat sedang - berat. Parameter yang diamati adalah data laboratorium (IL-6, C-Reactive Protein (CRP), Ferritin, D-Dimer), kebutuhan ventilator, tingkat mortalitas, perbaikan klinis pasien berdasarkan Six Ordinal Scale. Hasil yang didapat, terjadi penurunan kadar IL-6, CRP, D-dimer, dan Ferritin namun tidak dapat disimpulkan penurunannya signifikan atau tidak karena tidak dibandingkan dengan kelompok kontrol, terapi dengan Tocilizumab menurunkan tingkat mortalitas dan kebutuhan ventilator, perbaikan klinis pasien dengan Six ordinal scale tidak signifikan, infeksi sekunder terjadi di kedua kelompok eksperien pada artikel terpilih dan fungsi hati menunjukkan adanya kenaikan serum ALT dan AST. Tidak dapat disimpulkan efektivitas Tocilizumab dalam menurunkan kadar CRP, D-dimer, Ferritin dan IL-6. Namun, Tocilizumab cukup efektif dalam mengurangi tingkat mortalitas dan jumlah kebutuhan ventilator pasien. Pada parameter keamanan, didapatkan hasil bahwa Tocilizumab cukup aman sebagai terapi pasien COVID-19 namun memerlukan perhatian khusus terhadap adanya infeksi sekunder dan perlu dilakukan pemantauan fungsi hati pasien