Validasi metode identifikasi deksametason dan siproheptadin HCl dalam jamu penggemuk badan secara kromatografi lapis tipis - densitometri

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007 tahun 2012, obat tradisional dilarang mengandung bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat. Berdasarkan public warning yang dikeluarkan oleh BPOM masih terdapat jamu penggemuk badan yang mengandung deksametason dan siproheptadin HCl. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh metode yang valid yang digunakan untuk identifikasi deksametason dan siproheptadin HCl yang ditambahkan dalam jamu penggemuk badan. Metode yang dipilih adalah KLT-densitometri karena sederhana, murah, dan cepat. Densitometer digunakan untuk memindai pelat KLT agar diperoleh luas area dan melihat spektrum noda. Validasi pengotor dalam produk jadi termasuk kategori II bagian uji batas. Uji yang dilakukan yaitu selektivitas dan batas deteksi (Limit of Detection/LOD). Fase gerak terpilih yaitu kloroform : metanol (9:1,v/v). Noda diamati menggunakan densitometer pada panjang gelombang 240 nm. Deksametason muncul pada Rf 0,42 dan siproheptadin HCl muncul pada Rf 0,66 dengan nilai resolusi (Rs) 3,63. Nilai batas deteksi (LOD) dari deksametason adalah 4,5383 µg/ml (0,091 mg/600 mg kapsul) dan siproheptadin HCl adalah 4,2867 µg/ml (0,085 mg/600 mg kapsul). Metode diaplikasikan pada 10 merek sampel jamu penggemuk badan yang dibeli di pasaran. Dari 10 merek sampel jamu penggemuk badan yang diamati, 2 merek sampel jamu penggemuk badan positif mengandung deksametason dan 1 merek sampel jamu penggemuk badan positif mengandung siproheptadin HCl