Kajian pustaka efektivitas dan efek samping penggunaan Kalsium Karbonat pada penderita penyakit ginjal kronis yang disertai Hiperfosfatemia

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan abnormalan fungsi dan atau sturktur ginjal. PGK didefinisikan sebagai adanya suatu kerusakan ginjal selama ≥ 3 bulan yang dilihat dari abnormalitas secara struktural atau fungsional ginjal dengan atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR). Komplikasi PGK yang biasa terjadi salah satunya yaitu hiperfosfatemia. Hiperfosfatemia dapat diakibatkan oleh kurangnya eksresi fosfat melalui urin dan asupan fosfat yang berlebihan. Hiperfosfatemia juga meningkatkan sintesis dan pelepasan PTH (hormone paratiroid) melalui efek langsungnya pada kelenjar paratiroid. Dalam upaya untuk menormalkan terionisasi kalsium, PTH meningkatkan reabsorpsi kalsium oleh tubulus distal dan menurunkan reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal ginjal dan juga meningkatkan mobilisasi kalsium dari tulang. Berdasarkan dari hasil penelusuran tersebut didapatkan 9 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kalsium karbonat tidak disarankan untuk digunakan sebagai lini pertama dalam pengobatan hiperfosfatemia pada pasien PGK namun bisa menjadi pilihan jika terapi lini pertama tidak dapat digunakan. Perlu diperhatikan jika terjadi hiperkalsemia perlu dibatasi atau diberikan terapi non kalsium seperti sevelamer karbonat. Secara keseluruhan, berdasarkan artikel terpilih didapatkan data bahwa penggunaan kalsium karbonat pada dosis 1500 mg/hari efektif dalam menurunkan nilai kadar fosfat dan menaikkan kadar kalsium pada pasien PGK yang disertai hiperfosfatemia. Frekuensi kejadian efek samping pada kelompok kalsium karbonat yang sering dialami yaitu hiperkalsemia dan konstipasi akan tetapi tidak signifikan di seluruh artikel