Laporan kerja praktek produksi furfural dengan bahan baku tandan kosong dari limbah industri kelapa sawit

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan salah satu limbah dari industri minyak kelapa sawit. Berdasarkan data BPS, produksi kelapa sawit di Indonesia sebesar yaitu 36,59 juta ton per tahun pada 2018. Limbah TKKS sendiri merupakan ±23% dari produksi kelapa sawit. Limbah ini tidak memiliki nilai jual karena kandungan airnya yang sangat tinggi sehingga memiliki nilai kalori yang cukup rendah. Keberadaan limbah TKKS dapat mencemari lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan limbah TKKS untuk dapat meningkatkan nilainya. TKKS memiliki kandungan yang salah satunya adalah hemiselulosa yang dapat disederhanakan dan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan furfural. Furfural adalah bahan atau senyawa kimia heterosiklik organik gugus aldehida yang stabil dalam suhu ruangan. Furfural dapat diaplikasikan sebagai pelarut untuk senyawa tak jenuh dalam minyak bumi, sebagai bahan baku utama dalam produksi hexamethylenediamine (HMDA) dan juga asam adipat untuk pembuatan nilon, penghilang warna dalam resin, pembersih, serta dapat diaplikasikan pada kosmetik, obat – obatan, dll. Produksi furfural melalui proses pretreatment TKKS yakni memperkecil ukuran bahan baku TKKS serta mengurangi kadar air dan memisahkan kandungan lignin dengan bantuan pelarut Metil Isobutil Keton (MIBK). Proses pretreatment diawali dengan pemecahan ikatan karbon dalam biomassa TKKS berukuran ±100 mesh sehingga terkonversi menjadi glukosa dan xilosa. Glukosa dan xilosa dihidrolisis dengan katalis asam sulfat hingga terbentuk furfural, asam levulinat, asam format, dan humin. Campuran tersebut dipisahkan di dalam kolom distilasi. Proses ini menghasilkan produk utama yaitu furfural dengan kemurnian 99%, serta produk samping meliputi asam Levulinat dengan kemurnian 99%, dan asam format