Dinamika penerimaan diri pada kaum gay di Surabaya

Pada dasarnya manusia berusaha mencapai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan pertama manusia meliputi kebutuhan fisiologis yang berkaitan dengan kebutuhan seksual. Homoseksualitas adalah suatu cara orang memenuhi kebutuhan seksnya dengan sesama jenis, laki-laki dengan laki-laki atau wanita dengan wanita. Masyarakat melihat bahwa homoseksual adalah perilaku yang tabu dan melanggar norma-norma yang ada di Indonesia. Kaum gay sulit untuk diterima oleh masyarakat dan merupakan masalah yang serius. Penerimaan diri terhadap gay sebelum mereka dapat coming out berdasarkan bagaimana mereka menghadapi lingkungan di sekitar yang masih terikat oleh budaya timur beranggapan bahwa gay adalah tindakan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia. Hal tersebut dapat menyebabkan terhambatnya beberapa peristiwa krusial yang seharusnya terjadi pada tahapan perkembangan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat dinamika penerimaan diri pada kaum gay masa dewasa awal yang berdomisili di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif induktif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah individu yang mengakui memiliki orientasi seksual gay. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui proses wawancara dengan tiga informan penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dinamika penerimaan diri yang terbentuk dalam diri informan sebagai gay melibatkan empat hal utama terkait dengan pengalaman-pengalaman masa lalu yang dialami informan. Hal utama tersebut adalah gambaran kehidupan keluarga, hubungan antara informan dengan ayah, gambaran kepribadian informan dan konflik batin yang dialami hingga terbentuk proses informan menjalani kehidupan gay di masa sekarang