Pengaruh komite audit, kepemilikan institusional, dan profitabilitas terhadap penghindaran pajak pada perusahaan pertambangan dan agrikultur

Tax Avoidance dapat didefinisikan sebagai penghindaran pajak dengan tetap mematuhi peraturan dan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Pajak sebagai sumber pendapatan negara diharapkan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pembangunan nasional. Pemerintah yang menginginkan penerimaan pajak yang cukup besar bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin. Perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah mengindikasikan adanya penghindaran pajak yang cukup besar sehingga penerimaan pajak di Indonesia masih belum optimal. Tax Avoidance diukur dengan menggunakan cash effective tax rate (CETR) perusahaan yaitu pembayaran pajak penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komite audit, kepemilikan institusional, dan profitabilitas terhadap tax avoidance. Objek penelitian ini merupakan perusahaan pertambangan dan agrikultur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2013-2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 111 perusahaan. Analisis data menggunakan teknik regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Sebaliknya, kepemilikan institusional dan profitabilitas berpengaruh terhadap tax avoidance. Semakin besar kepemilikan institusional yang dimiliki perusahaan maka cash effective tax rate perusahaan akan semakin besar yang mengindikasikan tingkat penghindaran pajak yang semakin rendah. Sedangkan pada profitabilitas, semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin rendah cash effective tax rate perusahaan yang mengindikasikan tingginya tingkat tax avoidance