Hubungan tingkat stres dengan mekanisme koping pada pasien yang sedang menjalani pengobatan

Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. TB Paru juga mempunyai pengobatan dengan jangka waktu yang cukup lama. Pengobatan yang cukup lama juga dapat menimbulkan gejala stres yaitu stressor psikologis yang didalamnya terdapat tanda gejala seperti frustasi. Pada waktu stres terdapat hormon-hormon di dalam tubuh yang dapat membentuk proses koping seseorang. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan adanya hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping. Variabel independen adalah tingkat stres dan variabel dependen adalah mekanisme koping. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi yang diambil adalah pasien TB paru di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling Surabaya dengan pengambilan sampel secara purposive sampling, yang kemudian didapatkan sebanyak 45 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Sebagai alat ukur digunakan kuesioner tingkat stres perceived stres scale (PSS-10) dengan 10 butir pertanyaan dan mekanisme koping dengan 12 butir pertanyaan. Analisis data menggunakan uji Rank Spearman diperoleh (ρ) +0,532 yang berarti ada hubungan yang kuat dan searah antara tingkat stres dengan mekanisme koping. Mayoritas responden memiliki tingkat stres sedang dengan mekanisme koping adaptif sebanyak 29 responden (90%). Tingkat stres dan mekanisme koping pada pasien TB paru dipengaruhi oleh beberapa faktor: faktor usia, lama menderita, lama pengobatan, pendidikan dan dukungan sosial