Peran jumlah komisaris pada hubungan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan (Studi pada industri non-keuangan di Indonesia)

Konflik keagenan dan corporate governance telah menjadi fokus utama pelaku bisnis kontemporer di seluruh dunia. Good corporate governance bertujuan untuk mencapai kemakmuran bersama oleh seluruh stakeholder sehingga perlu adanya mekanisme untuk mencapai hal tersebut. Diantara mekanisme internal corporate governance terdapat dua hal yang memiliki peran krusial, yakni kepemilikan manajerial dan ukuran komisaris. Keduanya memiliki peran dan fungsi dalam menyusun, mengimplementasi dan mengawasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan dan peran ukuran komisaris dalam memoderasi hubungan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan bantuan eviews 7. Sampel yang digunakan sebanyak 85 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012 hingga 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan manajerial maka semakin tinggi kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan adanya penyelarasan kepentingan oleh manajer (convergence of interest). Manajer sekaligus pemegang saham ikut menanggung kerugian dan manfaat atas keputusan yang diambilnya. Sedangkan ukuran komisaris memperlemah hubungan antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Ketika mengawasi manajer yang memiliki sejumlah saham di perusahaan, ukuran komisaris yang besar ternyata menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakefektifan fungsi komisaris di dalam perusahaan