Perilaku prososial penghuni rumah susun Urip Sumohardjo Surabaya

Dewasa ini situasi di Indonesia mengalami berbagai macam perubahan. Perubahan tersebut mencakup bidang kependudukan, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Hal itu mengakibatkan tuntutan kebutuhan hidup menjadi meningkat, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kondisi tersebut merupakan bagian dari konsekuensi proses urbanisasi yang terjadi di kota besar. Mengingat lahan yang tersedia tidak mencukupi untuk pembangunan rumah bermodel horisontal, maka pemerintah mengambil alternative membangun perumahan vertikal (rumah susun). Pada kenyataannya pembangunan rumah susun masih mengalami pro dan kontra dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan masyrakat Indonesia masih memiliki kebiasaan untuk tinggal dalam rumah yang memiliki sifat community spirit (semangat kebersamaan). Masyarakat yang mempunyai sifat kebersamaan yang kompak ini akan mengalami kejutan budaya dalam proses adaptasi dari gaya hidup mereka, ketika memutuskan tinggal di rumah susun. Penelitian kualitatif deskritpif ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku prososial yang terjadi di rumah susun. Subyek penelitian (N= 4) diperoleh dengan snowball sampling dengan bantuan key - person, sedangkan data diperoleh dengan tekhnik wawancara dan observasi kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik rumah susun tidak menyebabkan penghuni rusun Urip Sumohardjo menjadi acuh dengan tetangganya. Justru subyek-subyek penelitian ini mengaku warga terlihat lebih guyub ketika tinggal di rusun daripada sebelum tinggal di rusun. Lancarnya komunikasi di rusun Urip Sumohardjo ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti luas kavling yang relatif kecil dan masing-masing kavling memiliki jendela yang besar. Kemudian sifat community spirit bangsa Indonesia yang masih kuat. Hal-hal semacam ini membuat komunikasi di rumah susun menjadi lanca