Strategi dakwah Abah Syarif Hidayatulloh melalui wayang kulit di Pondok Pesantren Nurul Huda Kabupaten Sragen

Slamet Luky Dyantoro (1601036158) “Strategi Dakwah Abah Syarif Hidayatulloh Melalui Wayang Kulit Di Pondok Pesantren Nurul Huda Kabupaten Sragen”. Skripsi. Semarang: Progam Strata l Jurusan Manajement Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. Dakwah merupakan salah sau bagian terpenting dalam Islam untuk menunjang keberhasilan dakwah perlu usaha-usaha yang tepat dan konkrit, baik dalam bentuk materi maupun alat yang dipakai untuk berdakwah. Materi dakwah haruslah dikemas dengan menggunakan metode dakwah yang tepat dan sesuai dengan kondisi mad’u sehingga materi yang disampaikan akan mudah diterima dengan baik, dakwah akan lebih menarik jika materi dakwah disampaikan menggunakan sebuah media. Wayang adalah salah satu kesenian budaya.Wayang bagi masyarakat Jawa tidak hanya sekedar hiburan tetapi juga merupakan alat komunikasi yang mampu menghubungkan kehendak dalang melalui alur cerita. Skripsi ini membahas tentang wayang kulit sebagai media dakwah (study kasus Abah Syarif Hidayatullah). Penelitian ini di latar belaki oleh semakin hilang nya kebudayaan jawa yang sudah semakin tergerus oleh perkembangan jaman yang semakin modern. Kesenian tradisional di Indonesia mulai ditinggalkan generasi muda dan masuknya berbagai kebudayaan luar melalui berbagai media salah satunya melalui sosial media. Kesenian dan budaya sendiri dianggap tidak ngetrend dan terasa kuno. Hal ini terbukti dengan semakin menurunnya minat generasi muda khususnya di jawa ini. Maka tugas kita sebagai generasi muda untuk ikut melestarikan kebudayaan khususnya di tanah jawa sekaligus dengan dikemas untuk menyebarkan ajaran islam melalui kesenian. Penelitian ini dimakksudkan untuk menjawab: (1) Bagaimana Strategi Dakwah Abah Syarif Hidayatullah? (2) Faktor pendukung dan Penghambat Dakwah Abah Syarif Hidayatullo? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian lapangan yang di laksanakan di Pondok Pesantren Nurul Huda di Sragen Jawa Tengah. Pondok pesantren Nurul Huda berada di masyarakat kebupaten Sragen yang masih memegang teguh kebudayaan jawa seperti wayang kulit. Adapun data-datanya diambil melalui observasi, interview atau wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap Abah Syarif Hidayatullah sebagai Da’i yang menggunakan media dengaan wayang kulit. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui bagaimana Dakwah yang di lakukan Abah Syarif Hidayatullah. Wayang kulit sudah mendarah daging bagi masyarakat Jawa. Dalam pementasan atau pertunjukan wayang kulit banyak membawa pengaruh bagi para penggemarnya dan masyarakat Jawa.Terdapat pesan-pesan dakwah yang di sampaikan Abah Syarif, yakni pesan dakwah aqidah pembahasannya bukan hanya tertuju pada masalah-masalah yang wajib di Imani, akan tetapi materi dakwah meliputi masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya, Syririk (menyekutukan Tuhan), Musyrik dan sebagainya. Dalam prakteknya, Abah mengajak umat muslim khususnya penonton pertunjukan wayang kulitnya di Desa Gondang Sragen untuk percaya kepada do’a, spiritual yang wajib dilakukan umat muslim. Do’a sebuah perwujudan dari iman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Aspek lainya yang tak kala penting adalah pesan dakwah syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah