Bimbingan tahfidz Qur’an : studi di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’an Al-Aziziyyah Semarang

Siti Miftakhul Sholikhah. NIM 1701016119. Bimbingan Tahfidz Qur’an (Studi di Pondok Pesanren Madrosatul Qur’an Al-Aziziyyah Semarang) Bimbingan tahfidz qur’an merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli terhadap individu atau kelompok dengan tujuan untuk menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an dan untuk mencegah munculnya masalah serta mengembangkan potensi santri. Orang yang menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an akan menemukan kemudahan dan kesulitan sehingga muncullah dinamika psikologis. Penelitian ini didasari oleh sebuah fenomena santri yang berada di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah Semarang yang menghadapi beberapa problematika dalam menghafal Al-Qur’an. Problematika yang sering dihadapi santri dalam menghafal Al-Qur’an yaitu malas, tidak fokus, tidak bisa mengatur waktu dengan baik, dan pengaruh teman yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan bimbingan tahfidz qur’an dan untuk mengetahui problematika santri dalam menghafal Al-Qur’an Penelitian ini menerapkan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data pada penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, pelaksanaan bimbingan tahfidz qur’an di Pondok Pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah Semarang menerapkan metode setoran (musyafahah) pada pagi hari dan mengulang hafalan (murajaah) pada sore hari yang dilakukan oleh pembimbing yaitu murobbi dan Ibu Nyai. Pelaksanaan bimbingan tahfidz qur’an ini juga menerapkan metode bimbingan keagamaan yaitu 1) keteladanan dengan memberikan contoh atau teladan, 2) pembiasaan dengan membiasakan santri mengulang bacaan minimal tiga kali pengulangan, 3) nasehat dengan memberi nasehat untuk membangun semangat dan motivasi santri dalam menghafal Al-Qur’an, 4) pemberian perhatian dengan memberikan perhatian terhadap santri yang belum bisa dan belum lancar dalam membaca serta menghafal Al-Qur’an, dan 5) hukuman dengan menerapkan hukuman apabila santri tidak mengikuti kegiatan bimbingan tahfidz qur’an. Kedua, adapun problematika santri dalam menghafal Al-Qur’an yaitu malas, kurang fokus, faktor waktu dan faktor lingkungan. Untuk mengatasi problematika santri, pondok pesantren Madrosatul Qur’anil Aziziyyah menerapkan bimbingan individu yang dilakukan oleh murobbi. Adapun solusi dari pembimbing kepada santri untuk mengatasi problematika tersebut antara lain 1) problematika malas yaitu dengan cara memaksakan diri sendiri agar tidak berlarut-larut dalam kemalasan, 2) problematika kurang fokus yaitu dengan cara membuat target hafalan, 3) problematika faktor waktu yaitu dengan cara mengatur waktu sebaik mungkin, 4) problematika faktor lingkungan terutama teman yaitu dengan cara pandai memilah dan memilih teman untuk berjuang dalam menghafal Al-Qur’an