Upaya peningkatan kinerja pegawai melalui bimbingan rohani Islam di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang

Pada dasarnya bekerja bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi bekerja adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT yang harus dipertanggung jawabkan oleh manusia itu sendiri. Pembinaan rohani merupkan suatu kegiatan dakwah berupa penyampaian pesan dakwah sebagai sarana mengajak dan membina umat manusia untuk senantiasa berada pada jalan Islam. Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang merupakan instansi dan lembaga yang bergerak dibidang kesehatan. Dalam mewujudkan kepedulian lembaga Rumah Sakit, peran kerohaniawan sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan kinerja pegawainya melalui bimbingan rohani Islam untuk menanamkan aspek-aspek spiritual dalam diri mereka agar mereka dapat bekerja dengan baik sesuai dengan syariat Islam dan berakhlak mulia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang dalam meningkatkan kinerja pegawai melalui bimbingan rohani Islam dan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi petugas kerohanian dalam memberikan bimbingan rohani Islam kepada pegawai di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subyek penelitian ini adalah bagian bimbingan rohani Islam sebagai pengelola kegiatan pembinaan rohani dan pegawai sebagai pelaksana. Metode yang digunakan dengan wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian ini memiliki hasil bahwa upaya peningkatan kinerja pegawai melalui bimbingan rohani Islam itu dengan beberapa cara, seperti mengadakan program kajian rutin dan hafalan. Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai selain karena fasilitas kantor, supportif bos, prioritas kerja dan bonus yaitu karena lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan ajaran Islam. Penghambat bagi petugas bimbingan rohani Islam yaitu kesibukan petugas bimbingan rohani Islam, kesibukan pegawai, perbedaan pemahaman individu, minimnya tenaga kerja atau petugas rohani Islam, problem batin maupun psikis dari pegawai, masih kurangnya kesadaran pegawai mengenai manfaat dari mengikuti bimbingan rohani Islam, absensi pegawai yang datang tidak tepat waktu atau terlambat, adanya shift kerja yang berlaku di Rumah Sakit Roemani, sehingga kegiatan bimbingan rohani Islam kurang bisa terlaksana dengan maksimal, pada bagian perawatan mengalami kesuliatan untuk meninggalkan tugas pelayanan terhadap pasien, dan pejabat-pejabat struktural belum bisa memberikan contoh untuk aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian