Bimbingan agama Islam bagi penderita gangguan jiwa di pondok pesantren Darul Hakim II kecamatan Kradenan kabupaten Blora

Siti Khusnul Khotimah (1601016159) “Bimbingan Agama Islam Bagi Penderita Gangguan Jiwa di Pondok Pesantren Darul Hakim II, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora”. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. Gangguan jiwa merupakan kondisi dimana proses fisiologik atau mentalnya kurang berfungsi dengan baik sehingga menggangunya dalam fungsi sehari-hari. Penderita gangguan jiwa memiliki problematika yang kompleks antara lain disebabkan oleh problem kesehatan yaitu keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin banyak permasalahan yang ada dan adanya gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah yang dialami oleh seseorang bisa memiliki bermacam-macam gejala, baik yang tampak jelas maupun yang hanya terdapat dalam pikirannya, Mulai dari perilaku menghindar dari lingkungan, tidak mau berhubungan atau berbicara dengan orang lain dan tidak mau makan hingga yang mengamuk dengan tanpa sebab yang jelas. Salah satu usaha untuk mengatasi di Pondok Pesantren Darul Hakim II, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blorayaitu dengan adanya pelayanan secara holistik. Pelayanan holistik yaitu pelayanan secara menyeluruh meliputi (bio-psiko-sosio-spritual). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) melihat kondisi gangguan jiwa pasien yang ringan di di Pondok Pesantren Darul Hakim II, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. 2) untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan agama Islam untuk mengatasi gangguan jiwa yang parahdi Pondok Pesantren Darul Hakim II, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. Penelitian ini memiliki hasil bahwa Pertama, penderita gangguan jiwa di di Pondok Pesantren Darul Hakim II, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Bloramengalami penurunan gangguan jiwa atau psikisnya, danmerasakan depresi . Dengan adanya bimbingan agama islam kepada penderita gangguan jiwa, awalnya merasakan cemas bahkan pasrah akan penyakit yang dideritanya, adapun seorang pembimbing agama islam melakukan bimbingan agama Islam secara tatap muka maka penderita gangguan jiwa akan mampu menerima materi yang di sampaikan pembimbing dengan baik dan insyaallah pasien gangguan jiwa akan mengikuti arahan baik untuk beribadah maupun rasa yakin kalau dirinya akan sembuh dan menerima ujian dari Allah. Hasil Kedua menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan agama Islam di Pondok Pesantren Darul Hakim II, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora dilakukan dengan cara face to face dan melakukan bimbingan dengan cara berkelompok atau idndividu kepada pasien guna menghilangkan rasa cemas pada diri penderita gangguan jiwa. Karena dengan adanya bimbingan agama Islam pasien bisa tersugesti, lebih tenang, lebih sabar, dan mau berikhtiar serta bersemangat untuk cepat sembuh seperti sedia kala selain itu penderita gangguan jiwa juga selalu mamasrahkan dirinya kepada Allah SWT, jadi ketika sebelum mendapatkan bimbingan agama Islam penderita gangguan jiwa banyak yang suka ngamuk-ngamuk kesehatan mentalnya yang buruk sehingga penyakit yang di deritanya tak kunjung membaik karena kurangnya motivasi, doa” atau tuntunan dalam berdoa dan kurangnya tuntunan dalam ibadah. Saran yang dapat diberikan bagi pembimbing agama islam adalah perlu meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang teknikteknik bimbingan pembimbing agar layanan yang di berikan lebih berkualitas