Hubungan antara persepsi tentang revolusi industri 4.0 dengan self efficacy mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Kebutuhan tenaga kerja bersertifikat menjadi lebih penting saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN. Revolusi Industri 4.0 menjadi perubahan nyata dari suatu perubahan. Salah satu tantangan dari perubahan ini adalah kurangnya soft skill dan hard skill. Situasi tersebut mengharapkan mahasiswa untuk memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan jiwa kompetisi yang tinggi untuk bersaing dengan competitor. Untuk mengetahui perilaku individu tersebut dapat diketahui dari pengetahuan dan keterampilan akan penilaian diri. Hasil dari survey pra riset yang dilakukan dari 27 mahasiswa, sebanyak 48% responden tidak mengetahui akan adanya perubahan revolusi industri 4.0 dan rata-rata responden menjawab kurang yakin akan skill yang dimiliki untuk bersaing dengan competitor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji secara empiris hubungan antara persepsi tentang revolusi industri 4.0 dengan self efficacy mahasiswa UIN Walisongo Semarang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 366 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara persepsi tentang revolusi industri 4.0 dengan self efficacy mahasiswa UIN Walisongo Semarang, dengan asumsi semakin tinggi persepsi mahasiswa terhadap revolusi industri 4.0 maka semakin tinggi pula self efficacy yang dimiliki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional. Pengumpulan data subjek menggunakan dua skala, skala persepsi tentang revolusi industri 4.0 dan skala self efficacy. Teknik analisis data yang digunakan korelasi pearson product moment dengan bantuan program SPSS 22. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap revolusi industri 4.0 dengan self efficacy mahasisw