KAJIAN KRIMINOLOGIS MOTIF PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH PEREMPUAN BESERTA UPAYA PEMBINAANNYA (STUDI KASUS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS II A SEMARANG)

Penulisan hukum dengan judul “Kajian Kriminologis Motif Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan yang Dilakukan oleh Perempuan beserta Upaya Pembinaannya (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang)” bertujuan untuk mengetahui motif Perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan dan upaya pembinaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang agar Perempuan Warga Binaan dapat memperbaiki kehidupannya setelah menjalani sanksi pidana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Data diperoleh dari studi kepustakaan dan hasil wawancara dengan Petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Semarang dan Perempuan Warga Binaan yang melakukan tindak pidana pembunuhan. Data kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) berdasarkan hasil penelitian dari Narasumber pertama dapat disimpulkan bahwa motif perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan yaitu adanya rasa dendam dan sakit hati kepada suaminya yang telah memperlakukan anaknya secara tidak wajar sehingga mengalami kerusakan pada tulang ekor; berdasarkan hasil penelitian dari Narasumber kedua dapat disimpulkan bahwa motif perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan yaitu adanya rasa dendam, jengkel kepada majikan (korban) yang tidak memberi kepastian untuk mempekerjakan kembali Narasumber setelah diliburkan selama 2 (dua) bulan; dan berdasarkan hasil penelitian dari Narasumber ketiga dapat disimpulkan bahwa motif perempuan melakukan tindak pidana pembunuhan yaitu adanya faktor ekonomi yang mendesak sehingga timbul pertengkaran yang menyebabkan pembunuhan. (2) upaya pembinaan yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Semarang dibagi menjadi 2 (dua) bidang yaitu Pembinaan Kepribadian dan Pembinaan Kemandirian. Pembinaan Kepribadian terdiri dari Pembinaan Kerohanian, Pembinaan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, Pembinaan Kemampuan Intelektual, dan Pembinaan Kesadaran Hukum, sedangkan Pembinaan Kemandirian terdiri dari Pembinaan Keterampilan untuk mendukung usaha mandiri (kegiatan PKK), Pembinaan Keterampilan sesuai minat bakat (bola voli, senam, balet, seni tari, qasidah, teater), dan Pembinaan Keterampilan untuk mendukung usaha industri (budidaya tanaman hias). Saran Penulis adalah agar kaum perempuan lebih berhati-hati dalam membuat sebelum melakukan suatu perbuatan agar tidak menyesal untuk kedepannya dan dengan adanya Pembinaan Kerohanian yang diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas II A Semarang seperti pendalaman iman dan diberi pencerahan terkait perbuatan yang dilarang agama, maka bagi Perempuan Warga Binaan untuk menjadi pribadi yang dapat berpikir dengan akal sehat dan dapat menjadi pribadi yang lebih sabar dalam melakukan suatu perbuatan hukum supaya tidak mengulangi kesalahan yang sama