TRADISI SLAMETAN DAN PEMBACAAN UJUB SEBAGAI SENI SASTRA MASYARAKAT ISLAM JAWA DI DESA GEMBONGAN PONGGOK BLITAR

Abstrak Ritual slametan dan tradisi merapalkan ujub yang masih dijalankan masyarakat Islam Jawa menjadi budaya yang hingga kini masih mengalami pro dan kontra. Tradisi merapalkan ujub dalam ritual slametan yang dilakukan masyarakat desa Gembongan kecamatan Ponggok kabupaten Blitar menjadi medan magnet tersendiri dalam kajian antropologi. Pasalnya modern ini kehidupan mereka sudah dihiasi dengan nuansa Islam yang sangat intens. Namun disisi lain masih tetap melestarikan tradisi moyang yang menganut kepercayaan lokal. Kehidupan masyarakat Islam Jawa yang masih lekat dengan kepercayaan lokal menimbulkan pertanyaan dalam peneliti ini untuk menemukan Jawaban, mengapa mereka masih melestarikan tradisi slametan dengan merapalkan ujub? Adakah unsur mistis dalam bacaan ujub? Dan apa makna yang terkandung dalam bacaan ujub dalam ritual slametan?. Dengan menggunakan penelitian kualitatif yang dipadukan dengan metode triangulasi untuk memperoleh data, serta mengunakan teori Hermeneutika Paul Ricoeur untuk melakukan pemaknaan pada teks-teks ujub. Dari sini ditemukan jika masyarakat Jawa masih mempercayai kepercayan lokal yang telah diselipkan dalam sebuah tradisi. Pembacaan ujub untuk ritual slametan digunakan sebagai ungkapan perasaan atas kemauan untuk menggelar slametan. Makna yang dihasilkan dari bacaan ujub juga tidak ditemukan unsur-unsur penyimpangan dari ajaran Islam. Pengunaan bahasa dalam pembacaan ujub juga tidak ditemukan unsur magis atau sulit dimengerti. Bacaan ujub hanya menggunakan bahasa Jawa krama atau bahasa yang paling halus dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian tak heran jika tradisi merapalkan ujub dalam ritual slametan tetap dilestarikan masyarakat Islam hingga kini. Kata kunci: Ritual Slametan, Kepercayan Lokal, Ujub, Sastra lisan, Islam Jaw