INTERAKSIONISME SIMBOLIK PENSUCIAN BENDA PUSAKA EYANG JUGO DI DESA JUGO KECAMATAN KESAMBEN BLITAR

Artikel ini membahas tentang interaksionisme simbolik pensucian benda pusaka Eyang Jugo di Desa Jugo Kecamatan Kesamben. Pada dasarnya pensucian benda pusaka ini merujuk pada suatu tradisi masyarakat Jawa. Terkait ritualitas benda pusaka, masyarakat di Desa Jugo menggunakan media berupa keris yang sering disebut dengan benda pusaka sebagai perantara dalam melakukan ritual. Makna secara simbolik dalam masyarakat bertujuan untuk mendapatkan ridho berupa keselamatan, keberkahan, dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari dari Pencipta Alam. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode etnografi guna meringankan peneliti dalam menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan melalui data lapangan secara definitif, wawancara, dan dokumentasi. Sepertihalnya Herbert Blummer dalam teorinya interaksi simbolik yang memiliki gagasan berupa interaksi, stimulus respon, objek makna, tindakan interaktif, dan tindakan yang disetujui sehingga dapat diaplikasikan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa tujuan dari ritualitas pensucian benda pusaka Eyang Jugo memiliki dampak bagi masyarakat seperti salah satu wujud diri dalam melestarikan budaya lokal, menciptakan kerukunan antar masyarakat dalam melaksanakan kegiatan bersama serta mampu memberikan respon positif terhadap kegiatan yang dilakukan di Desa Jugo. Kata kunci: Ritualitas, Benda Pusaka, Simbol