MIMPI DALAM AL-QUR'AN (Studi Komparatif Penafsiran Ibnu Sirrin Dan Buya Hamka)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya stigma masyarakat terhadap salah satu fenomena kehidupan manusia antara lain yakni Mimpi. Seorang manusia tidak bisa dilepaskan dari peristiwa tersebut, namun dengan gambaran yang berbeda. Perbedaan ini menjadikan setiap mimpi yang dialami ditafsirkan sebagaimana apa yang dipikirkan manusia itu sendiri, kebebasan akan mereaksikan pemaknaan mimpi pada masyarakat membuat kekhawatiran akan kebenaran fenomena ini tanpa dasar. Sifatnya yang abstrak dan sensitif terhadap kehidupan manusia, menjadikan dibutuhkkannya bangunan dasar atas mimpi. Penelitian ini berusaha untuk mengungkap bagaimana pemaknaan mimpi berdasarkan penafsiran atas Al-Qur’an, dengan melalui studi kepustakaan (library research) serta menggunakan pendekatan komparatif tokoh antara Ibnu Sirrin dengan Buya Hamka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa klasifikasi perbedaan sekaligus persamaan antara kedua tokoh, perbedaan tersebut secara umum dilihat dari dua faktor, yakni ruang dan waktu. Ibnu Sirrin menggambarkan setiap mimpi menggunakan simbolik, pembacaan pikiran pemimpi, mempertahankan unsur serta memberi asumsi. Sedangkan Buya Hamka lebih menonjolkan fenomena tersebut dengan dukungan historitas teks. Meskipun secara klasifikasi metode keilmuan , bahasa, zaman keduanya berbeda, namun dalam garis besar memiliki esensi mimpi yang sama. Kata Kunci : Fenomena, Mimpi, Manusia, Al-Qur’a