PENERAPAN RESTRUKTURISASI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ISTIQOMAH TULUNGAGUNG DAN BMT MUAMALAH TULUNGAGUNG

Skripsi dengan judul “Penerapan Restrukturisasi Sebagai Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah pada Produk Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung” ini di tulis oleh Irma Intan Saputri, NIM. 12401183140 jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, pembimbing Refki Rusyadi, M.Pd.I. Perkembangan BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung setiap tahunnya memiliki jumlah peminat yang tinggi, terutama pada produk pembiayaan murabahah. Banyak anggota dari BMT yang mengalami pembiayaan bermasalah. Restrukturisasi menjadi salah satu upaya untuk menangani pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan murabahah agar pembiayaan dapat normal kembali. Maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai penerapan restrukturisasi yang digunakan pada pembiayaan murabahah bermasalah. Fokus penelitian peneliti sebagai berikut: 1) Faktor-faktor apa yang menyebabkan anggota BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung bermasalah pada produk pembiayaan murabahah sehingga di restrukturisasi? 2) Bagaimana penerapan restrukturisasi di BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung sebagai upaya penanganan pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan murabahah? 3) Apa hambatanhambatan dalam penerapan restrukturisasi pembiayaan bermasalah pada produk pembiayaan murabahah di BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung? Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik analisis data melalui 3 tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa: 1) faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada BMT Istiqomah Tulungagung yaitu faktor internal karena terjadi kesalahan survei. Foktor eksternal terjadi karena perekonomian anggota, bencana alam, pandemi dan perbedaan karakter anggota. Sedangkan pada BMT Muamalah Tulungagung yaitu faktor internal, kesalahan survei awal. Dan faktor eksternal karena watak anggota dan bencana alam. 2) Penerapan restrukturisasi yang dilakukan BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung adalah dengan menberikan kelonggaran waktu, persyaratan ulang, dan fasilitas pembiayaan kembali. Penerapan restrukturisasi BMT Istiqomah Tulungagung menggunakan prinsip syariah dengan menggunakan margin, tidak memberatkan anggota. Sedangkan pada BMT Muamalah Tulungagung dengan mengutamakan azaz kekeluargaan dan toleransi, keadilan, suka sama suka, selalu terdapat kesepakatan dan keterbukaan, dan tidak sewenang-wenang mengambil jaminan anggota. 3) Hambatan penerapan restrukturisasi di BMT Istiqomah Tulungagung dan BMT Muamalah Tulungagung adalah karakter beberapa nasabah yang tidak beritikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya