MAKNA MITOS DAN TRADISI LARUNG SESAJI SEBAGAI TOLAK BALAK DI GUNUNG KELUD DALAM PERSPEKTIF STRUKTURALISME LEVI STRAUSS

Abstrak Mitos dikenal sebagai sebuah cerita yang sulit dijelaskan tetapi dipercaya pernah terjadi di masa lalu. Namun keberadaanya sangat mempengaruhi pola kehidupan sosial masyarakat setempat. Dari banyaknya perbedaan pola kehidupan sosial masyarakat, dapat dikatakan bahwa setiap daerah memiliki mitos tertentu. Salah satunya adalah mitos yang berada di Gunung Kelud melalui tradisi Larung Sesaji. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana struktur dan makna dari mitos tradisi Larung Sesaji di Gunung Kelud. Konon katanya sebagai tolak balak perlindungan dari kutukan Lembu Suro yang telah dihianati cintanya oleh Dewi Kilisuci. Data penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan strukturalisme Levi Strauss. Dalam mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara beberapa informan, observasi, pencatatan, perekaman audio serta dokumentasi. Juga menggunakan kajian literatur dari beberapa jurnal artikel, buku penunjang, serta sumber lain yang terkait. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan riset sebagai berikut: Bagaimana munculnya mitos di Gunung Kelud? Bagaimana susunan struktural mitos di Gunung Kelud dalam perspektif Levi Strauss? Apa makna yang terkandung dalam mitos Gunung Kelud dalam perspektif strukturalismenya Levi Strauss? Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tradisi dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas karunia yang telah diberikan. Dan sebagai bentuk keseimbangan hubungan manusia dan alam. Serta memohon keselamatan dari datangnya musibah yang tidak dapat diprediksi. Hingga mengajarkan sikap tanggung jawab dan selalu waspada dalam setiap kondisi apapun. Kata kunci: Mitos, Gunung Kelud, Makna, Tradisi, Strukturalisme, Claude Levi Straus