RESEPSI MAHASISWA TADRIS BAHASA INDONESIA TERHADAP KETIDAKADILAN GENDER DALAM CERPEN MATA TELANJANG KARYA DJENAR MAESA AYU

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang sering dijadikan media kritik dan representasi kehidupan manusia. Salah satunya adalah kumpulan cerpen karya Djenar Maesa Ayu. Kehadiran pengarang perempuan di tengah isu feminisme memberikan dampak baik bagi kesastraan Indonesia. Fenomena ketidakadilan gender yang tercermin dinilai mampu memberikan wawasan gender dan moral berdasarkan masing-masing tanggapan mahasiswa yang memiliki latar belakang nilai moral, budaya, agama, pengetahuan, dan pengalaman yang berbeda. Penelitian ini membahas tentang beragam penerimaan pembaca (resepsi) terhadap ketidakdilan gender terhadap perempuan yang ditawarkan dalam cerpen Mata Telanjang karya Djenar Maesa Ayu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beragam penerimaan pembaca terkait bentuk, penyebab, dan upaya perempuan (pekerja seks) menghadapi ketidakadilan gender dalam cerpen Mata Telanjang sehingga menemui kesatuan makna dominan berdasarkan resepsi pembaca tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui beragam penerimaan dan tanggapan mahasiswa mengenai bentuk, penyebab, dan upaya perempuan menghadapi ketidakadilan gender dalam cerpen Mata Telanjang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis resepsi sastra dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian berupa hasil resepsi mahasiswa terkait bentuk, penyebab, dan upaya perempuan menghadapi ketidakadilan gender. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Analisis data penelitian dilakukan pembacaan secara cermat dan intensif hasil resepsi untuk menemukan tafsiran mengenai resepsi mahasiswa terhadap ketidakadilan gender dalam cerpen Mata Telanjang. Hasil analisis resepsi mahasiswa dalam cerpen menunjukkan kontradiksi dan penerimaan yang beragam terkait topik penelitian. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang moral, budaya, agama, pengetahuan, dan pengalaman pembaca. Kelompok pembaca yang dominan adalah mahasiswa yang setuju bahwa perempuan mengalami ketidakadilan gender sesuai dengan pemaknaan yang ditawarkan oleh cerpen Mata Telanjang dan sekaligus menuntut kesetaraan gender bagi perempuan pekerja seks atas eksistensinya sebagai perempuan. Adapun saran bagi penelitian selanjutnya agar mengambangkan kajian resepsi sastra berwawasan gender dengan jangkauan pembaca yang lebih beragam agar dapat menumbuhkan jiwa feminism terhadap penikmat karya sastra secara luas