MAKNA SIMBOLIK ARSITEKTUR MASJID AGUNG BLITAR SEBAGAI HASIL CAGAR ALAM (ANALISIS SEMIOTIKA CHALES SANDERS PEIRCE)

Abstrak Dalam artikel jurnal ini fokus pembahasannya mengenai makna simbolik pada arsitektur Masjid Agung Blitar yang diberi makna sebagai hasil cagar alam. Dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotika dari Charles Sanders Peirce peneliti berusaha menjawab pertanyaan tentang bagaimana makna simbolik arsitektur Masjid Agung Blitar menggunakan analisis semiotika? Serta mengapa Masjid Agung Blitar diberi makna sebagai hasil cagar alam oleh masyarakat Blitar? Oleh karena itu, berdasarkan hasil wawancara dan penelitian studi keperpustakaan menunjukkan bahwa makna simbolik tersebut sudah ada dan telah disepakati oleh masyarakat Blitar serta pemerintah (atas kesepakatan bersama) sebagai ciri khas kehidupan serta perjalanan agama Islam di Blitar. Makna ini diberikan untuk arsitektur bagian dalam masjid. Sedangkan, untuk arsitektur bagian luar dimaknai sebagai bangunan universal Islam. Dengan alasan arsitektur bagian luar masjid sudah mengalami perombakan dan mengadopsi hasil bangunan masjid Islam luar Jawa (tidak diketahui akulturasi dari mana) hingga pada akhirnya disebut sebagai hasil universal Islam serta menjadi makna arsitektur dalam per bagian. Namun, untuk pemaknaan arsitektur luar masjid hanya disepakati oleh pengurus tanpa persetujuan masyarakat ataupun pemerintah. Hal ini disebabkan pemaknaan muncul setelah beberapa kali mengalami perombakan dan makna per bagian arsitektur dalam masjid tidak ada kesepakatan yang pasti. Arsitektur Masjid Agung Blitar selain mengandung nasehat, dakwah dan pesan Islam juga mengandung bukti semangat kemajuan agama Islam di Blitar. Kata Kunci : Arsitektur Masjid Agung Blitar, Makna Simbolik, Semiotik