PENALARAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF PADA MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA KELAS XI MAN 3 TULUNGAGUNG

Kemampuan penalaran dalam pembelajaran matematika berperan penting dalam pemahaman konsep serta pemecahan masalah (problem solving) siswa. Akan tetapi pada kenyataannya kemampuan penalaran matematis siswa masih bisa dikatakan rendah. Hal ini salah satunya disebabkan oleh perbedaan gaya kognitif yang dimiliki siswa. Gaya kognitif adalah cara atau respon siswa dalam menerima dan memahami informasi yang diperolehnya. Gaya kognitif siswa yang berbeda menyebabkan perbedaan pula tingkat kemampuan penalaran matematis, sehingga pentingnya mengetahui karakteristik gaya kognitif siswa untuk dapat mengoptimalkan kemampuan penalaran matematis siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa Kelas XI MAN 3 Tulungagung yang memiliki gaya kognitif reflektif pada materi Barisan dan Deret Aritmatika, (2) Untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa Kelas XI MAN 3 Tulungagung yang memiliki gaya kognitif impulsif pada materi Barisan dan Deret Aritmatika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 3 MAN 3 Tulungagung, yang terdiri dari 6 subjek yaitu 3 siswa dengan tipe gaya kognitif reflektif dan 3 siswa dengan tipe gaya kognitif impulsif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes MFFT (Matching Familiar Figures Test), tes soal penalaran matematis, dan wawancara. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan/keajegan pengamatan, triangulasi, dan pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan gaya kognitif reflektif dalam menyelesaikan masalah matematika dikatakan tergolong baik. Siswa reflektif mampu memenuhi seluruh indikator penalaran matematis, yaitu siswa memenuhi indikator mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi, menarik kesimpulan dari pernyataan, dan memeriksa kesahihan atau kebenaran suatu argumen. (2) Kemampuan penalaran matematis siswa dengan gaya kognitif impulsif dalam menyelesaikan masalah matematika dikatakan tergolong kurang. Siswa impulsif hanya mampu memenuhi beberapa indikator penalaran matematis, yaitu indikator mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematika, dan menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi