PEMBENTUKAN RELIGIUSITAS SANTRI DAN SISTEM PENDIDIKAN PADA PONDOK PESANTREN NURUL ULUM KOTA BLITAR

Abstrak Tulisan ini bermaksud melihat pola pembentukan karakter dalam pesantren. Lebih jauh, hal ini memotret juga religiusitas santri. Melalui penelitian ini, penulis memaparkan bagaimana proses atau pola jaringan sosial di pesantren dapat berkontibusi pada santri,sehingga terbentukanya karakater dan religiusitasnya. kajian ini menggunakan perspektif interaksionisme simbolik. Interpretasi simbol-simbol terwujud pada seluruh kegiatan yang ada di kalangan pesantren, salah satunya yang terdapat di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kota Blitar. Pengamatan atas simbol-simbol bahasa memiliki makna penting dalam rekontruksi religiusitas santri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode participatory observation (observasi berperan serta), yaitu peneliti melibatkan diri dalam kegiatan sehari-hari orang-orang yang menjadi subjek atau sebagai subyek penelitian atau untuk dijadikan sebagai sumber data. Secara spesifik, teori yang digunakan merupakan teori interaksionisme simbolik George Herbert Mead. Dengan metode tersebut peneliti mencoba untuk menguraikan bagaimana religiusitas santri dan bagaimana sistem pendidikan pondok pesantren untuk membentuk religiusitas santri. Hasil dari penelitian ini adalah religiusitas santri ada karena proses internalisasi (proses menanamkan) nilai-nilai agama dan relasi santri dengan antar santri dan sistem yang ada di pesantren. Internalisasi di sini berkaitan dengan keyakinan doktrin agama dalam hati dan perkataan, yang kemudian diwujudkan dalam tindakan/perilaku dan perilaku sehari-hari. Sistem pendidikan pesantren merupakan salah satu upaya penanaman keyakinan agama santri. Kepribadian santri dibentuk oleh kebiasaan yang baik, teladan, penerapan disiplin dan penanaman kesadaran santri. Kata kunci: Interaksionisme simbolik, religiusitas santri, sistem pendidika