PENDEKATAN POLEMIS KITAB SUCI MUN’IM SIRRY

Dalam al-Qur’an terdapat “ayat-ayat yang berlawanan”, pada ranah syariat Islam yakni berisi hukum dan aturan Islam adalah hukum agama yang membentuk merujuk bagian dari tradisi Islam, ayat-ayat yang bertentangan itu disebut dengan ta’a>rud. Pada ayat-ayat hukum solusi dari ta’a>rud ini adalah al-jam’u wa at-taufi>q. Ayat-ayat yang tampak bertentangan dalam keimanan seperti tema keselamatan eksklusif dan tah}ri>f para ulama terdahulu mengajukan solusi untuk memahaminya secara kronologis, konsep nasakh, memahami secara konteks dan asba>b an-nuzu>l. Penulis menemukan “ayat-ayat yang bertentangan” tentang keimanan dalam Q.S. Ali Imran ayat 19 berbunyi “Inna ad-di>na ‘inda alla>hi al-Isla>m”, ayat ini sering kali dijelaskan sebagai “hanya Islam agama yang diterima Allah, tidak ada keselamatan untuk agama lain”. Penulis mengajukan pertanyaan “Bagaimana nasib agama lain yang berbuat baik dan taat beribadah?”. Surah al-Baqarah ayat 62 mendefiniskan syarat keselamatan hanya dua hal yaitu beriman kepada Allah dan hari akhir serta beramal shalih. Dalam tafsir Tafsir Al-Mishbah, tafsir ini dikenal dengan pembawaannya yang damai, kata beriman yang pertama ditambahkan penjelasan “yakni yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad SAW”. Solusi yang telah penulis temui belum dapat menyelesaikan ayat-ayat yang tampak berlawanan ini. Penulis mencari bentuk pemahaman lain dari ayat-ayat yang tampak berlawanan ini dan menemukan pendekatan polemis kitab suci yang Mun’im Sirry ajukan sebagai pembacaan pada ayat-ayat tersebut. Pembacaan tersebut terbilang asing, latar belakang apa yang mempengaruhi Mun’im dalam pendekatan polemisnya? Penelitian ini mendeskripsikan pendekatan polemis kitab suci serta latar belakang apa yang mempengaruhi pemahamannya terhadap pendekatan yang ia ajukan. Pendekatan polemis kitab suci yang diajukan Mun’im Sirry adalah salah satu pendekatan untuk memahami kitab suci dengan melihat asal mula lahirnya kitab suci. Semua kitab suci atau agama, lahir dari iklim polemik, dengan mengetahui bagaimana munculnya kitab suci tersebut akan memudahkan dalam memahami ayat-ayat didalamnya. Polemik yang terajadi pada saat al-Qur’an muncul terekam dalam ayat-ayat al-Qur’an salah satunya adalah ayat-ayat keselamatan eksklusif dan tah}ri>f. Pandangan ini asing dalam literatur umum yang dikaji di Indonesia, penulis ingin melacak conditions of possibility apa yang melatari pemahaman Mun’im terhadap hal ini. Penulis menggunakan empat langkah hermeneutika Gadamer untuk menelusurinya, hasil yang didapatkan adalah pendidikan Mun’im mulai dari Islam yang tradisional dan pemikiran Barat yang kritis bergabung mempengaruhi pemahamannya serta kondisi social politik di Indonesia pada tahun-tahun transisi demokrasi melatari pendekatan polemis kitab suci nya dalam memahami ayat-ayat polemik. Dengan pendekatan polemis pesan utama yang dapat diambil dari ayat-ayat keselamatan adalah al-Qur’an mengajukan Ummatan Was}at}an, sedangkan pada tema tah}ri>f semangat untuk saling menghargai, dalam hal ini adalah tidak memaksakan orang lain untuk meyakini definisi yang kita miliki dalam hal agama, tetapi memahami orang lain dari definisi masing-masing yang dianut