PERBANDINGAN KINERJA BEBERAPA JENIS SKENARIO SINKRONISASI DATABASE

Arsitektur jenis Centralized Database sangat bergantung pada jaringan komputer. Jika jaringan terputus maka proses bisnis tidak dapat berjalan. Akibat dari terputusnya koneksi jaringan, dalam kasus aplikasi tertentu, proses bisnis masih dapat berjalan dengan menyimpan data ke penyimpanan lokal. Hal ini seakan-akan mengubah arsitektur yang semula Centralized Database menjadi Distributed Database. Setelah koneksi kembali normal, data yang tersimpan di penyimpanan lokal dengan data penyimpanan utama harus dilakukan sinkronisasi data. Sinkronisasi data adalah proses untuk mempertahankan konsistensi data pada proses bisnis. Hal ini dilakukan antara data dari sumber ke tujuan penyimpanan data dan juga sebaliknya. Setelah meninjau penelitian yang ada tentang sinkronisasi database, belum ada penelitian yang menjabarkan skenario yang dilakukan pada sinkronisasi database. Maka dari itu peneliti mengkaji skenario atau model yang dapat dijalankan pada sinkronisasi database. Skenario sinkronisasi dapat bergantung pada protokol sinkronisasi, arsitektur komputasi, skenario backup, dan skenario restore. Kombinasi antar kajian tersebut dapat menghasilkan 36 skenario sinkronisasi. Setelah dilakukan uji coba dan analisis pada 3 arsitektur jaringan yang berbeda dan uji coba menggunakan jumlah data kecil dan besar, perbedaan secara signifikan terjadi antara skenario sinkronisasi proses concurrent dan proses serial. Proses sinkronisasi concurrent cenderung lebih cepat dibandingkan proses sinkronisasi serial. Disamping itu, terdapat 1 skenario yang cenderung tidak efektif untuk dijalankan pada semua arsitektur komputasi yaitu skenario REPTT-RSTRR