PHUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SD ISLAM DAARUL HASANAH KOTABUMI, LAMPUNG UTARA PADA MASA PANDEMI COVID-19

Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka menjadi dalam jaringan (online) menjadi tidak optimal. Hal ini disebabkan turunnya kinerja guru. Guru mengajar hanya sebatas memenuhi kewajibannya. Kinerja guru meningkat apabila motivasi kerja tinggi dan kepala sekolah melakukan fungsi pengawasan dengan baik. Tujuan penelitian untuk meneliti hubungan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dengan kinerja guru di SD Islam Daarul Hasanah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasional. Penelitian yang bersifat korelasi termasuk penelitian yang bersifat deskripsi, karena bertujuan untuk melakukan pendeskripsian terhadap subyek yang diteliti. Teknik pengumpulan data penelitian dengan angket (kuesioner) dan observasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian adalah total sampling yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Terdiri dari kepala sekolah dan guru yang berjumlah 12 orang. Uji keabsahan data dengan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi dan uji regresi yang sebelumnya sudah dilakukan uji prasyarat analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SD Islam Daarul Hasanah di dapat angka korelasi 0.583 dengan signifkansi 0.047 > 0.05 yang berarti kekuatan hubungan antara variabel supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru adalah kuat dan signifikan. Kedua, antara motivasi kerja dengan kinerja guru SD Islam Daarul Hasanah di dapat angka korelasi 0.583 dengan nilai signifikansi 0.047 0,373 yang berarti hubungan supervisi akademik dengan kinerja guru kuat karena dimediasi motivasi kerja. Selanjutnya, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kontribusi motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja guru lebih besar dibandingkan supervisi kepala sekolah dengan persamaan linear berganda Y = 28.645 + 0.481 X1 + 0.911X2 Supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja hanya mampu menjelaskan varibilitas kinerja guru sebanyak 43.1%, sedangkan sisa nya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini