Implementasi Program Peningkatan Mutu Profesionalitas Guru Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padang Lawas Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu profesionalitas guru, perencanaan program peningkatan mutu profesionalitas guru, penerapan program peningkatan profesionalitas guru dan hasil penerapan program peningkatan mutu profesionalitas guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padang Lawas Kecamatan. Barumun Kabupaten. Padang Lawas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu berfokus pada mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa yang terjadi secara alamiah dengan menggunakan logika berpikir ilmiah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu (a) wawancara; (b) observasi; (c) dokumentasi.Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu (a) reduksi data; (b) penyajian data; (c) kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu (1) Perencanaan Program Peningkatan Mutu Profesionalitas Guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padang Lawas Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas dapat diidentifikasi dua program yang dibutuhkan yaitu: a) program peningkatan kualifikasi akademik guru MAN 1 Padang Lawas, dan b) program peningkatan kompetensi guru MAN 1 Padang Lawas. (2) Penerapan Program Peningkatan Mutu Profesionalitas Guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padang Lawas Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas adalah Program kualifikasi akademik melalui studi lanjut, Program kompetensi guru yang perlu diperhatikan mencakup: sasaran kompetensi, bentuk program, lokasi, dan sumber daya pendukung. Sasaran kompetensi yang perlu ditingkatkan pada diri guru mencakup kompetensi pedagogik, profesional, dan pembuatan karya tulis ilmiah. (3) Hasil dari Penerapan Program Peningkatan Mutu Profesionalitas Guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padang Lawas Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas hanya sebagian kecil guru yaitu 27 orang yang mengikuti pelatihan dan pengembangan kompetensi mengajar ≥ 4 kali dalam satu tahun; dan angka yang lebih kecil ditemukan pada keikutsertaan dalam pelatihan pembuatan karya tulis ilmiah yaitu 16 orang dan lebih banyak yang guru belum bersertifikasi. Sebagian besar guru mengikuti kegiatan pelatihan dan pengembangan kompetensi mengajar hanya 2 kali dalam 1 tahun dan < 1 kali setahun