Analisis Laporan Kinerja Anggaran Pendapatan Pada Badan Pengelola Pendapatan Daerah (BAPPENDA) Kabupaten Asahan

Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kabupaten Asahan merupakan lembaga yang berperan dalam proses pengelolaan pendapatan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menilai Kinerja Anggaran Pendapatan Daerah Kabupaten Asahan selama periode 2016-2019. Kinerja anggaran tersebut dapat disimpulkan secara efektif setelah melewati serangkaian kriteria berdasarkan analisis dan rasio yang digunakan dalam penelitian. Adapun pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan sumber data sekunder berupa laporan keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yang berdasarkan pada Laporan Realisasi Anggaran dengan menggunakan teknik analisis data yaitu berupa hasil analisis kinerja anggaran pendapatan daerah yang diproksikan menggunakan Analisis Varians Pendapatan, Analisis Pertumbuhan Pendapatan, dan Analisis Rasio Keuangan. Berdasarkan hasil Analisis Varians Pendapatan pada tahun 2016 sebesar 107,44%, pada tahun 2017 sebesar 97,08%, pada tahun sebesar 98,12%, dan pada tahun 2019 sebesar 95,04%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil kurang baik karena secara umum realisasi belum mencapai 100% dari target anggarannya. Hasil Analisis Pertumbuhan Pendapatan pada tahun 2016 sebesar 7,40%, tahun 2017 sebesar 8,31%, tahun 2018 sebesar 8,84%, dan di tahun 2019 sebesar 8,68%. Hal ini menunjukkan bahwa Badan Pengelola Pendapatan Daerah baik dalam mengelola pertumbuhannya karena sebagian besar hasil analisis bernilai positif dengan nilai maksimal di tahun 2016 sebesar 14,76%, dan minimal di tahun 2017 sebesar -7,9%. Hasil Analisis Rasio yang terdiri dari Derajat Desentralisasi menunjukkan pada tahun 2016 hasil sebesar 7,40%, pada tahun 2017 sebesar 8,31%, pada tahun 2018 sebesar 8,84% dan di tahun 2019 sebesar 8,68%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil yang tidak diharapkan karena hasilnya di bawah 20% dengan kriteria kemampuan daerah sangat kurang. Analisis Rasio Kemandirian menunjukkan bahwa rasio tahun 2016 sebesar 11,41%, pada tahun 2017 sebesar 9,67%, pada tahun 2018 sebesar 10,97%, dan pada tahun 2019 sebesar 12,5%. Secara umum berdasarkan kriteria kemampuan, rasio kemandirian daerah masih rendah sekali. Pada analisis Rasio Efektivitas PAD pada tahun 2016 sebesar 113,90%, tahun 2017 sebesar 95,42%, tahun 2018 sebesar 95,62%, dan di tahun 2019 sebesar 89,18%. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria kemampuan secara umum efektif karena sebagian besar hasil masih pada persentase 90-100%