Kebebasan Beragama Dalam Perspektif Hadis Studi Kritik Sanad Dan Matan Terhadap Al-Kutūb At-Tis‘Ah

Penelitian ini memfokuskan kajian pada kritik sanad dan matan Hadis kebebasan beragama, kritik menurut penelitiannya juga sudah berusaha menemukan kebebasan beragama dalam Hadis. Dengan demikian diharapkan dalam penelitian ini akan menemukan kualitas Hadis-hadis yang berbicara mengenai kebebasan beragama melalui sudut pandang Hadis Nabi saw. Sejalan dengan pembicaraan terkait dengan bagaimana suatu agama bisa bersikap toleransi antar umat beragama, atau dengan sebutan yang lain bebas tapi terikat, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari hadis-hadis yang terkait dengan judul tesis baik dari segi sanad dan matannya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memahami alur fikir yang terkandung dalam beberapa hadis yang terkait dengan kebebasan beragama. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research). Kategorisasi sumber data dibagi kepada dua. Pertama, sumber primer yaitu kitab-kitab Hadis yang tergabung dalam al-kitāb at-tis‘ah. Kedua, literatur pendukung lainnya, sehingga dapat diketahui kesahihan Hadis yang diteliti. Dalam proses pengumpulan data dilakukan Takhrīj al-Hadīś yaitu penelusuran Hadis kepada sumber asli melalui kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāz al-Hadīś an-Nabawi yang di dalamnya dikemukakan beberapa perawi Hadis yang menuliskan Hadis lengkap secara sanad dan matnnya. Kemudian melakukan i’tibar, kegiatan ini dilakukan untuk melihat dengan jelas jalur sanad, nama-nama perawi dan metode periwayatn yang digunakan oleh setiap perawi. Untuk memudahkan kegiatan i’tibar tersebut, dilakukan pembuatan skema seluruh sanad Hadis yang mempunyai muttabi’ dan syahid. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap rawi, untuk melihat keadilannya dan kapasitas intelektualnya (dhabit), yang lazim disebut tsiqat, ke-muttasil-annya, informasi jarh wa ta’dīl dan menyimpulkannya. Setelah dilakukan penelitian secara sanad bahwa Hadis tentang Kebebasan Beragama yang diriwayatkan oleh Muslim, al-Bukhārī, Ibn Mājah, Tirmizi, an-Nasā’ī Ahmad bin Hanbal dan Abū Dāud adalah sahīh lizātih (sanadnya bersambung, para perawinya adil dan dabit tidak terdapat syāżż dan ‘illat). Dari aspek kritik matn Hadis tentang Kebebasan Beragama relevan dengan keberadaan ayat-ayat Alquran, Hadis sahih, tidak bertentangan dengan akal dan tidak bertentangan dengan sejarah. Dengan demikian nilai dari Hadis tentang Kebebasan Beragama dari segi sanad dan matnnya sahīh lizātih. Untuk itu Hadis tersebut dapat dijadikan hujjah (sandaran hukum)