PENGARUH KOMPOSISI PEMBERIAN SERBUK GERGAJI AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG TERHADAP PRODUKSI TIGA JENIS JAMUR TIRAM (Pleurotus sp)

Jamur tiram (Pleurotus sp) dinamakan demikian karena bentuknya seperti tiram atau oyster mushroom. Jamur tersebut merupakan jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P. ostreatus), jamur tiram merah muda (P. flabellatus), dan jamur tiram coklat (P. crytidiosus). Pada dasarnya semua jenis jamur ini memiliki karakteristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain terutama dalam keadaan segar (Susilawati dan Raharjo, 2010). Seiring dengan meningkatnya popularitas jamur tiram dikalangan masyarakat, menyebabkan permintaan konsumen dan pasar jamur tiram terus meningkat iberbagai daerah (Nurjayadi dan Martawijaya, 2011). Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu dilakukan pembudidayaan dan penambahan ampas tebu dan kulit pisang pada media baglog untuk mempercepat produksi jamur tiram (Pleurotus Ostreatus). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah komposisi ampas tebu dan kulit pisang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tiga jamur tiram. Penelitian sudah dilakukan mulai bulan Januari hingga Mei 2021 di Jamur Inspirasi Jl.Raya Karangan Donowari No 12, Karangploso, Malang, Jawa Timur.Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu F1 sebagai media tumbuh A1 (Kontrol), A2 ( 25% ampas tebu + 75% serbuk gergaji sengon), A3 (25% kulit pisang + 75% serbuk gergaji sengon), A4(25% ampas tebu + 25% kulit pisang + 50% serbuk gergaji sengon) dan F2 sebagai jenis jamur yaitu J1(Jamur tiram putih), J2(Jamur tiram Merah), J3(Jamur Tiram Coklat).Kedua faktor tersebut dikombinasikan menjadi 12 kombinasi perlakuan. Variabel pengamatan yang diukur meliputi pertumbuhan misellium, diameter tudung, jumlah tudung, lebar jamur, berat basah, berat kering, dan efisiensi biologis. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji analisis ragam (anova) taraf 5 %. Jika hasil uji analisis ragam (anova) menunjukkan adanya pengaruh nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan model DMRT (Duncan Multiple Range Test).Penambahan media yang diberi 25% Ampas tebu + 25% kulit pisang + 50% serbuk gergaji sengon (A4) memberikan hasil terbaik yaitu pada diameter misellium, tudung jamur, lebar jamur, berat basah, dan berat kering jamur tiram