EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL (Studi Kasus: Jl. Muharto Tim. – Jl. Mayjen Sungkono – Jl. Raya Ki Ageng Gribig, Kota Malang)

Kemacetan yang terjadi dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan, sepeda motor dan mobil penumpang, sehingga pengoperasian sistem angkutan umum dengan kendaraan belum maksimal, mobilitas meningkat dari segi ruang dan waktu serta terbatasnya sumber daya untuk perluasan dan pembangunan jalan raya dan sarana transportasi lainnya seperti yang terjadi di Kota Malang, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja simpang tak bersinyal Jl.Mayjen Sungkono - Jl.Muharto Tim. - Jl.Raya Ki Ageng Gribig, Kota Malang saat ini (2022) dan dalam lima tahun ke depan. Metode yang digunakan dalam proses evaluasi kinerja simpang tiga tak bersinyal menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif untuk mengumpulkan data menggunakan survei dan pengalaman. Setelah dilakukan penelitian dan perhitungan, diketahui bahwa jam puncak terjadi pada hari Senin, 14 Februari 2022 pukul 06:00 - 07:00 dengan total arus lalu lintas 1549,4 smp/jam dan derajat kejenuhan pendekat minor C mendapat 0,60 , utama B mendapat 0,48 dan utama D mendapat 0,85 dan dapat disimpulkan bahwa simpang tersebut melebihi persyaratan MKJI 1997 (DS > 0,85), alternatif yaitu dengan pembatasan kendaraan berat (HV) melintas pada jam padat didapatkan hasil derajat kejenuhan di arah pendekatan C minor sebesar 0,57, pendekatan utama B 0,45 dan pendekatan utama D 0,80. Untuk 5 tahun ke depan berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kinerja simpang tiga tak bersinyak menunjukkan bahwa pada sampai tahun 2022 derajat kejenuhan (DS) di bawah batas yang diharapkan (DS < 0,85) dan pada tahun 2023 nilai derajat kejenuhan (DS) di setiap arah pendekatan telah melebihi batas toleransi yang diizinkan