Desain Proyek Pabrik Metil Isobutil Keton dari Aseton dan Hidrogen dengan Proses Hidrogenasi Kapasitas 10.000 Ton/tahun

Metil isobutil keton atau biasa disebut 4-metil-2-pentanon dengan rumus kimia C6H12O merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dan berbau khas. Metil isobutil keton kurang larut dalam air, namun larut dalam beberapa pelarut organik. Pada umumnya, metil isobutil keton digunakan sebagai pelarut dalam industri cat dan thinner. Selain itu, metil isobutil keton juga dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan tinta cetak, rubber antiozonants, dan sintetis organik. Kegunaan lainnya yaitu sebagai bahan pembuat poliester, fiberglass, pelarut dalam ekstraksi metal, adhesives, semen karet, minyak mineral, dan denaturasi etil alkohol. Data yang tercantum pada BPS tahun 2020 menyatakan Indonesia mengimpor MIBK sebanyak 2.215,713 ton sementara ekspor tidak dilakukan sama sekali. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai impor metil isobutil keton jauh lebih besar dibanding nilai ekspornya. Nilai impor di negara lain di Asia juga cukup tinggi, meskipun tidak setinggi di negara bagian Amerika dan Eropa. Oleh karena itu, dengan mendirikan pabrik metil isobutil keton di Indonesia akan sangat menguntungkan. Metil isobutil keton dapat dihasilkan dari proses hidrogenasi dengan beberapa cara yaitu proses hidrogenasi 3 tahap (Aseton #8594 Diaseton alkohol #8594 Mesityl oxide #8594 Metil isobutil keton), proses hidrogenasi 2 tahap (Aseton #8594 Mesityl oxide #8594 Metil isobutil keton), dan proses hidrogenasi 1 tahap (Aseton #8594 Metil isobutil keton). Pada prarancangan pabrik ini, dipilih proses pembuatan metil isobutil keton dengan menggunakan satu tahap dari aseton menjadi metil isobutil keton. Pemilihan ini dilakukan karena proses terbilang cukup sederhana dan membutuhkan biaya investasi alat yang rendah dibandingkan proses tahap lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah aseton dan gas hidrogen dengan menggunakan katalis Lewatite K-2624