Evaluasi Penerapan E-Learning dalam Pembelajaran pada SMK Kompetensi Keahlian Teknik Komputer Jaringan di Kota Pontianak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur capaian e-learning dari aspek (1) context, yang dinilai dari kualitas sistem teknis, kualitas informasi, dan kualitaslayanan; (2) input, yang dinilai dari kualitas sistem pendidikan, kualitas sistem pendukung, dan kualitas instruktur; (3) process, yang dinilai dari penggunaan, kualitas pembelajaran, dan kegunaan yang dirasakan di SMK Kota Pontianak; (4) product, yang dinilai dari proses pembelajaran (menambah pengetahuan,meningkatkan pembelajaran, kemudahan interaksi, hemat waktu dan biaya, pencapaian pembelajaran); (5) outcome, yang dinilai dari keberhasilan kompetensi peserta didik terhadap pelaksanaan e-learning. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan model CIPPO (context, input, process, product, outcome). Penelitian dilaksanakan di enam sekolah di Kota Pontianak, yaitu SMKN 4, SMKS LKIA, SMKS Putra Khatulistiwa, SMKS Kristen Immanuel, SMKS Al Madani, dan SMKN 7. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran kuantitatif dan kualitatif. Instrumen penelitian berupa angket yang berisi 45 butir pernyataan dan divalidasi melalui expert judgement. Responden berjumlah 266 orang yang terdiri dari enam orang Waka Kurikulum, enam orang Waka Sarpras, 47 guru produktif, dan 207 orang siswa kelas XI TKJ. Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Hasil pengukuran nilai akumulasi aspek (1) context menunjukkan 69,543% termasuk kategori baik; (2) input menunjukkan 67,536% termasuk kategori baik; (3) aspek process menunjukkan 67,079% termasuk kategori baik; (4) product menunjukkan 65,695% termasuk kategori baik; (5) outcome mata pelajaran: a) Teknologi WAN menunjukkan 79,710% termasuk dalam kategori tuntas, b) Administrasi Infrastruktur Jaringan menunjukkan 49,275% termasuk kategori tidak tuntas, c) Administrasi Sistem Jaringan menunjukkan 45,894% termasuk kategori tidak tuntas, d) Teknologi Layanan Jaringan menunjukkan 58,454% termasuk kategori tidak tuntas, e) Produk Kreatif dan Kewirausahaan menunjukkan 75,845% termasuk kategori kategori tuntas. Temuan nilai baik pada aspek context, input, product dan process tersebut tidak diikuti oleh aspek outcome. Dari lima matapelajaran yang digunakan sebagai tolok ukur, dua mata pelajar yang tuntas dan tiga mata pelajaran yang tidak tuntas. Nilai model kuantitatif ini menjadi temuan yang unik, karena proses e-learning yang berjalan sangat baik dan baik tetapi outcome nya tidak semuanya bernilai tuntas. Temuan ini menjadi bahan evaluasilanjutan, terkait ketepatan penggunaan evaluasi model CIPPO kepada e-learning, terutama kasus pada SMK yang ada di Kota Pontianak