PERAN KOMUNITAS SRIKANDI LINTAS IMAN (SRILI) DALAM BERPARTISIPASI MENCIPTAKAN PERDAMAIAN ANTAR UMAT BERAGAMA DI YOGYAKARTA

Latar Belakang penelitian ini adalah keterlibatan perempuan dalam mencegah aksi-aksi intoleran melalui komunitas Srikandi Lintas Iman Yogyakarta. Komunitas ini merupakan perkumpulan perempuan yang turut andil dalam pencegahan aksi intoleran atau aksi radikalisme yang belakangan ini meresahkan kerukunan umat beraiman. Srili hadir menawarkan program-program yang riil sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Anggota komunitas Srikandi Lintas Iman menyadari akan pentingnya membangun kerukunan antar umat beriman dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Masing-masing individu tersebut akhirnya berkumpul untuk membentuk sebuah komunitas yang peduli akan kerukunan antar umat beriman. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi. Subjek dalam penelitian ini adalah pengurus, anggota aktif dan beberapa patner komunitas Srili. Dalam menganalisis implementasi perdamaian dalam sebuah komunitas melalui kegiatannya, penelitian ini menggunakan teori Tindakan Sosial oleh Max Weber dan teori Fungsionalis Imperatif oleh Talcott Parsons untuk mengnalisis efektivitas sebuah komunitas. Penelitian ini objek materialnya adalah komunitas Srikandi Lintas Iman Yogyakarta, sedangkan objek formalnya dalah peran komunitas Srikandi Lintas Iman dalam menciptakan perdamaian antar umat beriman di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi dan tringulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, peran Srili dalam menciptakan perdamaian antar umat beragama melalui beberapa program yang ditawarkannya kepada masyarakat dan program tersebut sesuai riil kebutuhan masyarakat. Seperti matrikulasi, mengadakan aksi dan kampanye perdamaian, ziarah lintas iman, diskusi dan dialog lintas iman, pelatihan resolusi konflik, buka bersama, syawalan, bakti sosial dan aksi pemilu damai. Selain itu, peneliti juga membuktikan tentang fungsi komunitas Srili dalam menciptakan perdamaian melalui cara Srili dalam beradaptasi, menetukan tujuan didirikannya komunitas, menjelaskan tentang cara-cara komunitas dalam menjalin integrasi yang baik dan cara komunitas untuk bertahan dan berkembang menjadi lebih baik. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis dari penelitian ini yaitu, Srili memiliki peran aktif dalam menciptakan perdamaian melalui program kegiatannya dan komunitas tersebut telah memenuhi syarat fungsionalis sebuah komunitas dibuktikan dengan mendapat respon postif dari patner komunitas Srili seperti Vihara Karangjati, Pondok Pesantren Waria Al Falah dan pengurus Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI)