KERJASAMA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN GURU BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK AKIBAT KASUS PERCERAIAN DI SMP NEGERI 3 GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN

Latar belakang penelitian ini adalah ditemukannya peserta didik SMP Negeri 3 Gombong yang tidak percaya diri akibat perceraian ditandai dengan klaim dari guru BK terhadap peserta didik yang dibimbing, ketika proses belajar mengajar, peserta didik cenderung diam, melamun dan tidak berani bertanya kepada guru saat belum memahmi materi yang disampaikan guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerjasama yang diciptakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dan Guru Bimbingan Konseling dalam meningkatkan percaya diri peserta didik akibat kasus perceraian di SMP Negeri 3 Gombong Kabupaten Kebumen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif menggunakan pendekatan Psikologi Pendidikan. Subjek penelitian terdiri dari Kepala KUA Kecamatan Gombong, Kepala Sekolah, Guru PAI, dua Guru BK, tiga Wali Kelas, tiga peserta didik korban perceraian dan enam teman sebaya peserta didik korban perceraian. Pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara semi terstruktur. Uji Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Kemudian Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini adalah: 1) Permasalahan peserta didik SMP Negeri 3 Gombong yang muncul akibat kasus perceraian Orang Tua yaitu tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, keterampilan sosial berkurang, memiliki kepercayaan diri yang rendah seperti pendiam, menutup diri dari lingkungan, selalu menjadi pribadi yang cuek, takut mencoba hal-hal baru, tidak yakin memiliki kemampuan dan potensi. 2) Kerjasama Guru PAI dan Guru BK dalam meningkatkan percaya diri peserta didik akibat kasus perceraian melalui 4 upaya yaitu: a) upaya preventive: Guru PAI memberikan nasihat saat jam pelajaran kemudian guru BK memberikan nasihat saat jam layanan, b) upaya curative: yaitu Guru PAI dan guru BK saling menegur peserta didik ketika melanggar aturan, c) upaya development: Guru PAI meminta peserta didik secara bergantian untuk adzan dan guru BK mengurus peserta didik yang kabur, d) upaya treatment: Guru BK mengadakan Home Visit dan guru PAI ikut serta sebagai penasihat. Guru PAI mengadakan sosialisai keagamaan tentang pentingnya sikap bersyukur, dan guru BK membantu dalam menangani peserta didik yang tidak mengikuti sosialisasi