PERAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MANAJEMEN KINERJA DI PONDOK PESANTREN ISLAMIC CENTRE BIN BAZ PUTRI YOGYAKARTA

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya pandangan subordinatif terhadapkepemimpinan perempuan dalam lingkup pesantren. Perempuan dianggap tidak memiliki hak kuasa kepemimpinan meskipun memiliki kemampuan. Pemisahan santri putera dan santri puteri dari letak bangunan dan segala fasilitas mempengaruhi tatanan sistem manajemen menyebabkan pemisahan kepengurusan juga didalamnya. Pemisahan kepengurusan pondok putra dan pondok putri di Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz Putri Yogyakarta menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Meskipun berbeda kepemimpinan namun eksistensi keduanya saling berlomba untuk menghasilkan output peserta didik terbaik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemimpin perempuan dalam membangun manajemen kinerja sebagai keberhasilan dan eksistensi Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi seorang pemimpin perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan populasi. Informan terdiri dari 5 orang yang meliputi: pimpinan pondok putri (mudiroh), Waka divisi pondok, dan karyawan. Pengambilan sampel didasarkan pada prinsip 3M yakni: mengetahui, memahami, dan mengalami. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan transcript, coding, grouping, dan comparing and contrasting. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa peran kepemimpinan perempuan dalam manajemen kinerja berlangsung secara sistematis dan terstruktur. Hal ini dibuktikan dengan diterapkanya sistem manajemen meliputi: perencanan, pembinaan kerja, serta evaluasi. Dimulai dengan menata ulang SDM yang didukung dengan dihadirkanya beberapa pelatihan untuk menunjang kemampuan guru dan karyawan, monitoring dan evaluasi kinerja melalui laporan harian dan laporan bulanan, serta pemberian reward bagi ustadzah dan karyawan yang memiliki nilai etos kerja tinggi. Dalam kepemimpinanya, mudiroh mendapatkan dukungan penuh dari segenap keluarga dalam menjalankan tugasnya. Namun terlepas dari itu, mudiroh masih kesulitan dalam membagi waktu antara mengurus anak dan menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin