Perubahan Interior Rumah Tinggal Indis Menjadi Interior Bangunan Perkantoran Di Kotabaru Yogyakarta

Rumah Indis yang merupakan perpaduan bentuk arsitektural Barat yang dibawa orang Belanda dan bentuk arsitektural Timur khususnya Jawa telah diadaptasikan dengan iklim tropis di Indonesia. Bentuk bangunan yang sangat berbeda dengan bentuk rumah-rumah pribumi saat itu, dibangun terpusat pada wilayah Kota Yogyakarta. Bentuk rumah Indis ini dapat dilihat di kawasan yang menjadi pusat penelitian, yaitu daerah Kotabaru. Kota Baru merupakan kawasan yang masuk wilayah Yogyakarta, kawasan ini merupakan daerah penyangga budaya dan di kawasan ini pula banyak terdapat bangunan Indis peninggalan kolonial Belanda. Bangunan-bangunan ini berusia sangat tua sehingga bangunan ini disebut sebagai bangunan cagar budaya Seiring dengan berjalannya waktu banyak rumah tinggal Indis yang mengalami kerusakan, perubahan dan penggusuran. Menurut pendapat Djoko Soekiman (2000:15) hal ini terjadi karena berlangsungnya Perang Dunia II, Perang Kemerdekaan dan perubahan kebijaksanaan pemerintah, perubahan selera keindahan dan perubahan tingkat ekonomi. Oleh pemerintah rumah tinggal kolonial Belanda keberadaannya tidak boleh dirubah karena termasuk benda cagar budaya. Alternatif jalan untuk memenuhi ruang fisik tersebut yaitu dengan merubah fungsi ruang yang semula sebagai tempat tinggal, kemudian mengalami perubahan fungsi menjadi bangunan public (komersil). Dari latar belakang di atas muncul pertanyaan "Bagaimana perubahan interior rumah tinggal Indis menjadi interior bangunan perkantoran di Kota Baru Yogyakarta, ditinjau dari aspek elemen pembentuk ruang, organisasi ruang, dan fungsi ruang?" Dengan tujuan untuk mengidentifikasi perubahan interior rumah tinggal Indis menjadi interior bangunan perkantoran di Kota Barn Yogyakarta, ditinjau dari aspek elemen pembentuk ruang, dan organisasi ruang fungsi ruang. . Penelitian ini mengungkapkan perubahan rumah tinggal Indis menjadi Kantor Pelayanan Publik. Untuk mengungkapkan ha! tersebut digunakan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu memaparkan kondisi yang ditemukan pada obyek berupa data-data yang disusun secara sistematis, faktual dan akurat dan didukung dengan tabel, gambar dan foto. Populasi yang diambil yaitu rumah tinggal Indis di Kotabaru dan sampel meliputi Kantor Asuransi Jiwasraya, Kantor Notaris & PPAT MF, Jenny Setiawati Y, S.H., dan Kantor Asuransi Allianz. Ketiganya merupakan rumah tinggal Indis yang dialih fungsikan sebagai kantor pelayanan publik dan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dari data lapangan dan data literatur, diperoleh kesimpulan dari ketiga obyek penelitian perubahan yang terjadi sebagian besar pada elemen pembentuk ruang seperti lantai dan plafon. Pengorganisasian ruang adalah cluster atau mengelompok dan linier, tidak mengalami perubahan tetap dipertahankan. Sedangkan fungsi ruang sebagian besar mengalami perubahan karena tuntutan pemenuhan kebutuhan ruang kantor kecuali fungsi ruang yang mempunyai fungsi sama masih dipertahankan