RUMAH SUSUN SEWA BAGI PEDAGANG PASAR SURYOKUSUMO SEMARANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

Rumah susun menjadi salah satu cara dalam mengatasi kebutuhan hunian di tengah keterbatasan lahan perkotaan. Salah satu penyebab keterbatasan lahan perkotaan adalah pertumbuhan penduduk, yang salah satu faktornya akibat dari penduduk yang mencari mata pencaharian ke kota. Pertambahan penduduk dan keterbatasan lahan menyebabkan lebih tingginya kebutuhan hunian dibanding ketersediaan hunian atau biasa disebut dengan backlog. Selain pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan, kurang mampunya masyarakat berpenghasilan rendah dalam mengusahakan kebutuhan hunian juga menjadi salah satu faktor dari backlog hunian. Dalam mengatasi kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dilakukanlah pembangunan rumah susun. Masyarakat berpenghasilan rendah tersebut sebagian besar berasal dari sektor informal, salah satunya pedagang pasar. Peraturan mengenai penyediaan fasilitas pendukung pasar sudah ada, namun aspek kebutuhan tempat tinggal pedagang pasar kurang diperhatikan. Jika dalam perencanaan pembangunan rumah susun tidak mempertimbangkan kondisi dan aktivitas penghuni dari segi ekonomi, sosial, dan budaya, dapat menimbulkan berbagai masalah. Masalah ini dapat berupa jauhnya lokasi kerja dengan rumah susun, berkurangnya interaksi antarwarga setelah tinggal di rumah susun, hingga ketidaksesuaian penggunaan ruang di rumah susun yang telah direncanakan. Permasalahan tersebut disebabkan karena perilaku manusia dan lingkungannya saling mempengaruhi. Oleh karena itu perlu memperhatikan perilaku dan lingkungan penghuni, yaitu dengan perencanaan pembangunan rumah susun dengan pendekatan perilaku dan lingkungan. Sehingga dengan melakukan pendekatan perilaku dan lingkungan, pembangunan Rumah Susun Sewa bagi Pedagang Pasar Suryokusumo Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Perilaku dapat mewadahi hingga memperbaiki aktivitas penghuni baik aktivitas individu maupun aktivitas sosial pedagang Pasar Suryokusumo sebagai anggota keluarga maupun pedagang pasar