ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (SBK) DITINJAU DARI LINGKUNGAN KELUARGA

Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan mengaitkan konsep-konsep dalam matematika, meliputi koneksi antar topik dalam matematika, koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan koneksi matematis umumnya dimiliki oleh semua siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus (SBK).Siswa berkebutuhan khusus yang pada dasarnya membutuhkan pelayanan tertentu dibandingkan siswa normal lainnya tentunya memiliki beberapa keterbatasan kemampuan dimana salah satunya adalah keterbatasan kemampuan intelektual.Keterbatasan kemampuan intelektual siswa berkebutuhan khusus tentunya ikut mempengaruhi tingkat kemampuan koneksi matematis siswa.Namun, tidak hanya keterbatasan kemampuan intelektual saja, kemampuan koneksi matematis siswa juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga yang menjadi lingkungan pertama dan tempat utama siswa dalam belajar. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa berkebutuhan khusus (SBK) ditinjau dari lingkungan keluarga yang mendukung, (2) menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa berkebutuhan khusus (SBK) ditinjau dari lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus dengan subjek penelitian adalah siswa berkebutuhan khusus kelas V di sekolah inklusi SDIT Bina Insani Kota Kediri.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan koneksi matematis, observasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas, wawancara, dan angket pengaruh lingkungan keluarga.Teknik analisis data yang digunakan menurut Milles dan Hubberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Sedangkan pengecekan keabsahan data menggunakan metode ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Siswa berkebutuhan khusus yang berasal dari lingkungan keluarga mendukung dalam menyelesaikan masalah matematika memiliki tingkat kemampuan koneksi “sedang dan tinggi”, (2) Siswa berkebutuhan khusus yang berasal dari lingkungan keluarga kurang mendukung dalam menyelesaikan masalah matematika memiliki tingkat kemampuan koneksi “sedang dan rendah”