HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTIS

Tidak semua anak dilahirkan dalam keadaan sehat dan sempurna secara fisik dan mental. Banyak ditemui anak yang memiliki keterbatasan mental maupun fisik ketika dilahirkan. Tidak mungkin ada orang tua yang berharap dan berkeinginan untuk memiliki dan melahirkan anak yang memiliki keterbatasan mental maupun fisiknya (berkebutuhan khusus) salah satunya adalah autisme. Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah anak autis di Indonesia mencapai 16.987. Penelitian ini sangat penting diteliti untuk mengetahui seberapa besar dukungan sosial suami dengan penerimaan diri pada ibu yang mempunyai anak autis. Tidak banyak yang dapat menerima anak dengan keterbatasan mental secara langsung. Maka perlu dilihat seberapa besar peran suami dalam mendukung istri dalam keadaan yang seperti itu untuk menguatkan istri. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif jenis korelasional. Subjek penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak autis yang bersekolah di SDLB se-Kabupaten Nganjuk yang berjumlah 48 orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan skala likert, dengan menggunakan dua skala yaitu skala dukungan sosial suami dan skala penerimaan diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi product moment. Uji hipotesis diperoleh nilai Sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial suami dengan penerimaan diri. Semakin tinggi dukungan sosial suami, maka semakin tinggi pula penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak autis. Kata kunci: Dukungan sosial suami, penerimaan diri, autisme