STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF PUBLIK EKSTERNAL (Analisis Humas Kementrian Agama Kabupaten Nganjuk)

Hubungan masyarakat (Humas) sebagai jembatan komunikasi antara masyarakat dengan suatu instansi atau lembaga. Seorang humas harus bisa menjalin hubungan dan komunikasi, baik itu dengan publik internal dan juga publik eksternal. Humas juga harus menjaga citra positif suatu instansi atau lembaga yang menaunginya. Menilik pentingnya humas dalam suatu instansi atau lembaga, humas Kemeneterian Agama Kabupaten Nganjuk berusaha mengoptimalkan kinerjanya untuk tercapainya komunikasi yang baik dengan publik eksternal. Untuk mendeskripsikan persoalan tersebut, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Selain itu teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode Triangulasi,lalu diuraikan dan juga dianalisis menggunakan teori Excellence dengan model Public Information dan Two Way Symmetric milik Grunnig dan Hunt. Hasil penelitian ini telah ditemukan bahwasannya, (1) media sosial dimanfaatkan oleh humas untuk menjadi alat strategi komunikasi dalam menyampaikan berbagai informasi, dengan didukung oleh tim Pusat Pelayanan Satu Pintu (PTSP). Dan juga menjalin komunikasi dengan media eksternal, tidak hanya itu humas juga telah memiliki “kanal humas”. (2) humas juga mempunyai hambatan dalam menjalankan strateginya yakni, kurangnya anggota personil humas, akibat adanya pandemi yang mengharuskan melakukan program kerja secara daring, dan stigma internal kantor tentang humas yang hanya sebagai pelengkap. Tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan kinerja humas menjadi terhambat, karena humas sendiri tetap bisa mengoptimalkan kinerjanya, hal tersebut juga dapat diminimalisir. Kata kunci: Strategi Komunikasi Dakwah, Citra, Humas Pemerintah