METAKOGNISI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MATERI SPLDV DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Metakognisi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi SPLDV Ditinjau Dari Hasil Belajar Matematika Kelas VIII di SMPN 2 Ngunut Tulungagung” ini ditulis oleh Alfariz Syahrial Mansur, NIM. 12204173251, Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, UIN Sayyid Ali Ramatullah yang dibimbing oleh Dr. Ummu Sholihah, S.Pd., M.Si. Kata kunci: Metakognisi, Memecahkan Masalah, SPLDV, Hasil Belajar. Fenomena yang kerap kita jumpai di sekolah pada saat pembelajaran khususnya matematika adalah aktivitas siswa saat memecahkan masalah belum berjalan dengan baik. Pada saat siswa mendapatkan soal matematika, siswa merasa kesulitan dalam memahami soal sehingga tidak mampu memisalkan, merubah persamaan ke dalam model matematika, dan tidak mampu menyelesaikan soal dengan benar. Oleh sebab itu pentingnya bagi siswa menerapkan metakognisi agar dapat meningkatkan kesadaran dalam berpikir, sehingga siswa mampu mengaitkan konsep-konsep matematika yang akan digunakan untuk memecahkan masalah. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan metakognisi siswa dengan hasil belajar tinggi dalam memecahkan masalah matematika materi SPLDV di kelas VIII SMPN 2 Ngunut. (2) mendeskripsikan metakognisi siswa dengan hasil belajar sedang dalam memecahkan masalah matematika materi SPLDV di kelas VIII SMPN 2 Ngunut. (3) mendeskripsikan metakognisi siswa dengan hasil belajar rendah dalam memecahkan masalah matematika materi SPLDV di kelas VIII SMPN 2 Ngunut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subjek penelitian terdiri dari 6 siswa kelas VIII-A SMPN 2 Ngunut. Pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tulis, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: (1) metakognisi siswa dengan hasil belajar matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah SPLDV sudah mampu memenuhi indikator metakognisi pada tahap perencanaan (planning), pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation). (2) metakognisi siswa dengan hasil belajar matematika sedang dalam menyelesaikan masalah SPLDV hanya mampu memenuhi sebagian indikator metakognisi. Pada tahap perencanaan (planning) belum mampu memenuhi indikator mrngidentifikasi tugas, tahap pemantauan (monitoring) belum memenuhi indikator memperoleh hasil dan tahap evaluasi (evaluation) belum memenuhi indikator mengecek kembali hasil. (3) metakognisi siswa dengan hasil belajar matematika rendah dalam menyelesaikan masalah SPLDV hanya mampu memenuhi sebagian indikator metakognisi pada tahap perencanaan (planning) dan pemantauan (monitoring). Namun siswa tidak memenuhi semua indikator pada tahap evaluasi (evaluation)