Kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa melalui budaya religius di SDN Centini, Laren, Lamongan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran umum kinerja kepala sekolah, kedisiplinan siswa dan budaya religius di SDN Centini, Laren, Lamongan, mendeskripsikan alasan budaya religius dapat meningkatkan kedisiplinan siswa melalui kinerja kepala sekolah di SDN Centini, Laren, Lamongan, mendeskripsikan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa melalui budaya religius di SDN Centini, Laren, Lamongan, dan mendeskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa melalui budaya religius di SDN Centini, Laren, Lamongan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi. Penelitian dilakukan di SDN Centini, Laren, Lamongan. Informan penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, Guru, dan Siswa. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa, Pertama, Kinerja kepala sekolah adalah hasil kerja yang dicapai kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana juga sebagai supervisor (mengawasi) pada sekolah yang dipimpinnya. Dalam membentuk kedisiplinan siswa di SDN Centini sangat perlu untuk dilakukan, karena diyakini bahwa dengan membentuk sebuah karakter disiplin sejak dini dapat membantu siswa agar siap untuk hidup di tengah-tengah masyarakat luas. Bentuk dari budaya religius yang biasa dilakukan di SDN Centini ini adalah membiasakan anak-anak untuk saling mengucapkan salam, membiasakan berdoa sebelum melakukan semua pekerjaan (minimal bismillah), shalat dhuha dan dhuhur secara berjamaah, mewajibkan siswa dan siswi menutup aurat, hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari, dan juga mengajak anak-anak untuk berziarah ke makam guru yang pernah mengajar di SD Centini. Kedua, Diterapkannya budaya religius di SDN Centini, Laren, Lamongan bertujuan agar siswa-siswanya berakhlakul karimah atau berakhlak mahmudah salah satunya yakni berperilaku disiplin. Ketiga, Keterlibatan kepala sekolah di SDN Centini dalam membentuk karakter disiplin siswa cukup bagus, yaitu dengan mendisiplinkan dirinya sendiri. Tak hanya itu beliau juga kepala sekolah yang teladan. Arahan dan pembinaan dari beliau kepada guru, staf, dan siswa disini juga selalu diterima dengan baik. Keempat, Faktor pendukung: Adanya kontrol dari guru di sekolah, adanya dukungan dari masyarakat, dan adanya kesadaran para siswa. Sedangkan faktor penghambat: Pengaruh dari orang tua dan siswa yang lambat dalam menghafal