Adaptabilitas Lima Genotipe Stroberi (Fragaria sp.) dan Responnya pada Pemberian Beberapa Macam Pupuk di Dataran Rendah

Tanaman stroberi (Fragaria sp.) adalah salah satu tanaman buah yang banyak diminati karena bentuk dan rasa buahnya yang khas. Buah stroberi kaya akan kandungan nutrisi di dalamnya dan memiliki banyak khasiat bagi tubuh. Tanaman stroberi tumbuh optimal di daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 660 m dpl dengan suhu udara 22-25o C di siang hari dan 14-18o C di malam hari. Kelembaban udara relatif (RH) yang tinggi (85-95%) dibutuhkan tanaman stroberi agar dapat tumbuh dengan baik dan mencegah terjadinya transpirasi berlebih akibat suhu yang tinggi di lingkungan pertanaman (Kurnia, 2005). Permintaan pasar yang tinggi menyebabkan tanaman stroberi membutuhkan teknik budidaya yang meluas, merata dan lebih efektif dengan harapan dapat meningkatkan produksi tanaman baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan lahan di dataran rendah untuk perluasan budidaya stroberi dan penerapan pemupukan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adaptabilitas dari lima genotipe stroberi yang diuji serta mengetahui keragaman responnya pada pemberian beberapa macam pupuk yang ditanam di dataran rendah. Penelitian dilaksanakan di Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman dengan ketinggian tempat 110 m dpl. Kegiatan penelitian berlangsung sejak bulan April hingga Agustus 2021. Bibit tanaman stroberi yang digunakan berasal dari Desa Pratin Purbalingga. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama berupa 5 klon stroberi, yaitu klon 1 (G1), klon 2 (G2), klon 3 (G3), klon 4 (G4), dan klon 5 (G5). Faktor kedua adalah macam pupuk yang terdiri dari perlakuan kontrol (P0), pupuk organik kotoran sapi (P1), pupuk fermentasi kedelai (P2), dan pupuk NPK mutiara 16-16-16 (P3). Kedua perlakuan dikombinasikan dan diperoleh 20 kombinasi perlakuan. Pengamatan meliputi pengamatan vegetatif tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, dan kandungan klorofil daun) dan pengamatan generatif tanaman (umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, umur panen dan persentase bunga jadi buah). Data pendukung lainnya yang diamati yaitu suhu udara, kelembaban udara dan intensitas cahaya lingkungan pertanaman stroberi. Apabila perlakuan menunjukkan hasil yang signifikan, maka dilanjutkan dengan uji BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan taraf 5% untuk mengetahui interaksi dan jenis perlakuan dengan hasil yang terbaik. Pengamatan morfologi tanaman berdasarkan pada panduan Internasional UPOV (Union for the Protection of New Varieties of Plant) Geneva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan variasi klon tanaman sangat berpengaruh terhadap sebagian besar variabel yang diamati. Perlakuan klon tanaman sangat berpengaruh terhadap rata-rata tinggi tanaman (cm), jumlah bunga (kuntum), jumlah buah per tanaman (buah), bobot buah per tanaman (g), persentase bunga jadi buah (%) dan kandungan klorofil daun (unit). Klon 5 (G5) menghasilkan rata-rata nilai yang terbaik terhadap variabel jumlah bunga (3,68 kuntum), jumlah buah per tanaman (2,57 buah), bobot buah per tanaman (8,53 g) dan persentase bunga jadi buah (48,46%), kemudian diikuti oleh klon 4 dengan rata-rata jumlah bunga (3,08 kuntum), jumlah buah per tanaman (2,33 buah), bobot buah per tanaman (8,31 g), dan persentase bunga jadi buah (37,71 %). Rata-rata tinggi tanaman terbaik diperoleh pada perlakuan klon 3 dengan nilai 12,53 cm. Rata-rata kandungan klorofil tertinggi diperoleh pada perlakuan klon 4 dengan nilai 38,81 unit. Perlakuan pemberian beberapa macam pupuk sangat berpengaruh terhadap variabel pengamatan jumlah daun (helai) dan kandungan klorofil daun (unit). Perlakuan pupuk terbaik yaitu pupuk NPK mutiara yang menghasilkan rata-rata jumlah daun 8,89 cm dan rata-rata kandungan klorofil 42,08 unit. Berdasarkan hasil pengamatan kedua variabel, terdapat klon yang tidak dapat berbunga ataupun berbuah selama masa penelitian sehingga interaksi antara kedua perlakuan tidak dapat dianalisis. Hasil penelitian didapatkan klon 5 dan klon 4 yang merupakan klon yang paling adaptif terhadap cekaman suhu dan iklim di dataran rendah ditunjukkan dengan respon tanaman yang baik pada beberapa variabel yang diamati yaitu jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan persentase bunga jadi buah dengan hasil yang tidak berbeda antara klon 5 dan klon 4. Perlakuan macam pupuk sangat berpengaruh terhadap jumlah daun dan kandungan klorofil daun. Pupuk NPK mutiara merupakan yang terbaik diantara keempat perlakuan pupuk. Pengamatan karakter kualitatif tanaman stroberi dilakukan dengan cara visual secara langsung pada kelima klon yang diuji dan didasarkan pada acuan International UPOV (Union For The Protection Of New Varieties Of Plants) Geneva. Setiap klon yang diuji memiliki karakter masing-masing. Pengamatan karakter kualitatif tanaman stroberi meliputi pengamatan morfologi tanaman, daun, petiol, bunga dan buah stroberi