Analisis Yuridis terhadap Pembelaan Terpaksa dalam Perkara Penganiayaan Mengakibatkan Kematian yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor 1/Pid.Sus- Anak/2020/PN KPN)

Pembelaan diri merupakan salah satu cara melindungi kepentingan harta, benda, kesusilaan baik diri sendiri maupun orang lain. Sebagaimana diatur dalam Pasal 49 ayat (1) KUHP mengenai pembelaan terpaksa (noodweer). Demikian halnya, dalam Putusan Hakim Nomor: 1/Pid.SusAnak/2020/Pn.Kpn yang mana dalam perkara ini terdakwa anak telah terbukti melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian diatur dalam Pasal 351 ayat (3) dengan menjatuhkan sanksi yakni pidana pembinaan selama 1 (satu) tahun di LKSA Darul Aitam, Wajak, Kabupaten Malang. Hakim dalam hal ini seharusnya membertimbangkan adanya noodweer karena tindakan yang dilakukan terdakwa anak didasarkan adanya serangkaian ancaman serangan dari korban. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif melalui analisis bahan hukum sekunder yaitu perundang – undangan yang nantinya akan disajikan secara teks naratif. Dengan memperoleh hasil penelitian bahwa pertimbangan hakim dengan menjatuhkan sanksi pemidanaan bagi terdakwa anak tidak tepat karena fakta persidangan menunjukkan adanya alasan pembenar berupa noodweer sekaligus unsur – unsur Pasal 351 ayat (3) tidak sepatutnya terpenuhi