TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NASKAH BARABAH KARYA MOTINGGO BUSYE DAN IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA

Nisa, Rizki Etikatun. 2021. “Tokoh dan Penokohan dalam Naskah Barabah Karya Motinggo Busye dan Implikasi terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Pancasakti Tegal. Pembimbing I Dr. Tri Mulyono, M.Pd. Pembimbing II Khusnul Khotimah, M.Pd. Kata Kunci : Drama, Tokoh dan Penokohan, Implikasi Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tokoh dan penokohan dalam naskah “Barabah” karya Motinggo Busye, serta mendeskripsikan implikasi hasil penelitian dalam pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan metode deskriptif, sumber data berupa naskah drama “Barabah” karya Motinggo Busye yang mengandung tokoh dan penokohan. Wujud data dalam penelitian ini berupa dialog para tokoh dan petunjuk lakuan dengan kajian tokoh dan penokohan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak, baca, dan catat, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing). Penyajian hasil analisis penelitian ini menggunakan metode informal. Hasil penelitian ini berjumlah 60 data dari total keseluruhan yang menunjukkan unsur tokoh dan penokohan dalam naskah drama “Barabah” karya Motinggo Busye, yaitu karakter tokoh Barabah terdapat 29 data dengan presentase 48,33 %, kemudian 16 data yang menunjukkan karakter tokoh Banio dengan presentase 26,67 %, dan 9 data yang menunjukkan karakter tokoh Adibul dengan presentase 15 %, serta 6 data dengan presentase 10 % yang menunjukkan karakter tokoh Zaitun. Hasil penelitian ini berupa tokoh sentral, yaitu Barabah, dan tiga tokoh lainnya yaitu Banio, Adibul, dan Zaitun sebagai tokoh tambahan. Pada penokohan ditemukan empat tokoh dengan karakter yang berbeda yaitu, Barabah sebagai istri muda bersifat baik, setia, patuh terhadap suami, namun juga cemburuan. Banio, kakek tua bertubuh bongkok seorang petani, sudah kawin cerai sebanyak 12 kali, perokok, suka bercerita, bijaksana, romatis, namun juga mudah salah paham dan cemburu. Adibul, laki-laki muda yang bekerja sebagai kusir dan jagoan terkenal bersifat jujur namun keras kepala. Kemudian Zaitun, perempuan muda yang cantik dan sopan. Penelitian ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XI sesuai Kompetensi Dasar 3.18 mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton, dan 4.18 mempertunjukan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca atau ditonton secara lisan